Ekonom Ichsanuddin Noorsy menilai, kondisi ekonomi internasional triwulan kedua tahun ini terancam menurun dari periode sebelumnya, karena negara penggerak ekonomi global tidak sedang baik-baik saja.
- Muncul Banyak Relawan, Ganjar Dinilai Telah Melawan PDIP
- Suyatni Priasmoro: Pemerintah Harus Tingkatkan Pelayanan Dasar Dan Pemberdayaan Masyarakat
- Warga Jakarta Berusia 27 Tahun Terkonfirmasi Cacar Monyet
"Pertumbuhan ekonomi internasional terancam menurun dari dua persen menjadi sekitar 1,5 sampai 1,7 persen. Beberapa negara penggerak pertumbuhan ekonomi global dihantui resesi," ujar Ichsan melansir RMOL, pada Rabu, 2 April 2025.
Dia menduga, salah satu faktor yang membuat ekonomi global terancam terperosok adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berupa pemberlakuan tarif perdagangan baru, kebijakan imigrasi, efisiensi belanja pemerintah, hingga detoksifikasi ekonomi.
"Ini disebabkan kebijakan Trump dan respons negara-negara yang tersasar perang dagang oleh AS. Turbulensi ekonomi tak terhindarkan karena The Fed diduga tidak akan menurunkan suku bunga Fed," paparnya.
Ichsan memperkirakan, kondisi ekonomi global yang lesu juga akan mempengaruhi kebijakan ekonomi dalam negeri. Di mana, menurutnya, hal tersebut sudah terlihat pada saat ini.
"Realokasi anggaran 2025 juga berdampak pada keringnya likuiditas di pasar, sehingga Indonesia mengalami deflasi," tuturnya.
Di samping itu, Ichsan juga memandang pemerintah telah gagal mengendalikan stabilitas harga. Dampaknya, terlihat dari pola konsumsi selama Ramadan tahun ini.
"Mengakibatkan meningkatnya biaya hidup baik karena kenaikan PPN 12 persen maupun karena perilaku pasar. Disebabkan model ekonomi yang dirancang bangun pemerintah berbasis mekanisme pasar bebas pada hampir semua sektor ekonomi," ucapnya.
"Termasuk sektor hajat hidup orang banyak, maka keberlakuan sticky price tidak terhindarkan. Sepanjang pemerintah tidak membanjiri pasar dengan likuiditas, perekonomian nasional sulit untuk kembali memperoleh kepercayaan pasar," demikian Ichsanuddin Noorsy.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Transaksi Janggal Rp 349 T, Dugaan TPPU Impor Emas Rp 188 T Juga Harus Dibongkar
- Ichsanuddin Noorsy: Kalau PPATK Punya Integritas Penuh, Habis Negeri Ini
- Ganjar: Modal Sumber Daya Alam Bisa Jadikan Indonesia Penguasa Pasar di Tengah Resesi