Sejumlah daerah di Indonesia dilewati sejumlah sesar aktif yang dapat menyebabkan terjadinya bencana gempa bumi. Sehingga, diperlukan pemasangan alat bernama Strong Motion Seismograph atau Accelerograph di sejumlah daerah.
- Karaton Surakarta Hadiningrat Berikan Gelar Bangsawan untuk Pakasa Kota Madiun
- Wali Kota Kediri Ajak Seluruh Masyarakat Ikuti Doa Kebangsaan Secara Virtual
- Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Gubernur Khofifah Bagikan Tips Aman Beraktifitas di Luar Rumah
Alat tersebut merupakan instrument yang digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat kuat dan dapat mengukur percepatan permukaan tanah.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan, Suwarto mengatakan, pemasangan peralatan BMKG itu sangat diperlukan. Supaya, bisa mendeteksi dini terjadinya guncangan akibat pelbagai sesar aktif yang ada.
"Sebenarnya, kita sudah cukup banyak (Accelerograph) di Jatim ini. Peralatan BMKG itu banyak, bermacam-macam. Tadi, Accelerograph itu fungsinya untuk merekam percepatan pergerakan ranah," kata Suwarto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat, (28/5).
Suwarto menyebutkan, BMKG sendiri telah memasang puluhan Accelerograph di Jatim. Total, sudah ada 48 unit yang terpasang mulai dari kawasan Banyuwangi, Pacitan, Madura, hingga Tuban.
"Jadi, (pemasangan Accelerograph) merata di seluruh kabupaten. Ada lagi Seismograf, itu itu juga sudah dipasang di Jatim, untuk merekam ketika terjadi gempa bumi untuk mendapatkan data, sehingga diolah memperoleh parameter gempa episenternya, dimana di jatim ada 50 titik kita pasang juga," ujarnya.
Suwarto menjelaskan, di Kota Surabaya sendiri, BMKG telag memasang Intensitymeter di 15 lokasi.
"Kemarin, ada program dari BMKG pusat memasang pilot project, karena kemarin ada sesar gendeng," tuturnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian sesar gendeng tersebut, termasuk sesar aktif, terjadi pergerakan. Dari peta sumber gempa atau pusat studi gempa nasional di Surabaya, ada sesar Waru dan sesar Surabaya juga dinyatakan aktif. Namun, pergerakannya tak signifikan. Suwarto memperkirakan, pergerakan hanya 2 senti dalam setahun.
"Tahun ini, kita ada penambahan 1 lagi pasang alat Seismograf di Madura, di Kepulauan Kangean. Kemudian, ada lagi tambahan untuk Deaiminasi atau pengiriman informasi gema bumi berupa WRS, itu kita akan pasangkan 5 atau 6 lokasi di Jatim. Jadi, ketika ada gempa, kita kirim ke situ. Itu salah satu metode info BMKG," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Di Hari Mangrove Sedunia, Gubernur Khofifah: Ayo Masifkan Tanam dan Lestarikan Mangrove Untuk Sedekah Oksigen
- Mayoritas Perempuan Jadi Tulang Punggung Keluarga Bekerja di Industri Hasil Tembakau
- Buruh Migran Jadi Korban Deportasi dan TPPO, Disnaker Jember Usulkan Raperda Perlindungan PMI dan Keluarganya