Kondisi Pilpres 2019 disebut mirip pemilu zaman terakhir Orde Baru (Orba) tahun 1997.
- AHY: DNA Pejuang dan Patriot Mengalir di Tubuh Bangsa Kita
- Bertambah Lima Lagi, Kini 30 Provinsi Terapkan PPKM Mikro
- Merasa Dizolimi KPU-Bawaslu, Enam Parpol Tak Lolos Verifikasi Deklarasikan Gerakan Lawan Political Genocide
Alasan Andi Arief menyebut Pilpres 2019 mirip Pemiu 1997, karena banyak dugaan kecurangan yang muncul selama proses pemilu berlangsung.
"Situasi saat ini mirip Pemilu Orde Baru tahun 1997. Golkar menang besar, Pak Harto terpilih kembali. Namun sebagian besar masyarakat memendam kekecewaan bertumpuk akibat pemilu rekayasa ditambah situasi ekonomi buruk dan faktor lainnya,†kata Andi.
Kecurangan tersebut, lanjutnya, dimobilisasi birokrasi, penegak hukum, dan aparat berpihak 01. Termasuk sejumlah lembaga survei yang ada.
"Quick count seakan-akan diterima sebagai bagian rekayasa, sehingga real count jadi klaim kemenangan 02. Penganjur persatuan sebagian besar 01. Harapan pada MK atau?†imbuhnya.
Namun demikian, Andi menyebut bahwa kecurangan sistematis, masif, dan terstruktur itu tidak akan pernah ditemukan sebagaimana yang terjadi saat Orba. Sebab, kecurangan dalam arti penggunaan instrumen yang seharusnya netral itu terjadi jauh sebelum hari H.
"Tidak mudah juga merekonsiliasi persoalan ini,†sambungnya.
Andi menilai, Jokowi akan tetap menjadi pemenang Pilpres. Tapi sebatas prosedural demokrasi semata.
Sementara proses rekonsiliasi kecurangan yang terjadi tidak akan mudah dilakukan. Apalagi kondisi masyarakat sudah terbelah akibat strategi ingin melanggengkan kekuasaan.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Beli Migor Pakai PeduliLindungi, Amin AK Ingatkan Tidak Semua Penerima Subsidi Punya Smartphone
- Cabup Kelana Safari Temui Kader PAN dan Muhammadiyah Sidoarjo
- Pemuda Muhammadiyah Bentuk Satgas Nusantara Bantu Monitoring Sektor Tambang