Andi Arief Ungkap Perjalanan Politik AHY yang Berkeringat, Tidak Seperti Moeldoko

Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono/Net
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono/Net

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah Ketua Umum partai yang tidak muncul secara tiba-tiba. AHY sudah bergabung ke Partai Demokrat sejak tahun 2016. Kala itu, AHY kemudian mendapatkan tugas pemenangan di Pilkada 2018.


Demikian disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat Andi Arief menyinggung gerakan pendongkelan partai melalui Kongres Luar Biasa (KLB) sepihak di Deli Serdang yang dilakukan Moeldoko Cs. 

"Mereka anggap tak mungkin AHY bisa atasi kudeta. AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena hormati Presiden," demikian cuitan laman Twitter pribadi Andi Arief, Kamis (11/3) 

Andi Arief menyebut AHY sebagai pensiunan Mayor memiliki tugas berat yakni mengupayakan kemenangan di Pileg 2019 lalu. Karena itu perjuangan AHY sangat besar. Dia bukanlah pemimpin partai yang tiba muncul tanpa perjuangan keras. 

"Diuji dulu sebagai kader, tidak ujug-ujug. Ini beda dengan Pak Moeldoko. Meski sulit, Pileg 2019 Demokrat dapat 7,8 persen. AHY turun ke banyak dapil pemilihan naikkan suara sebelum Pileg semua lembaga survei sebut elektabilitas Demokrat kisaran 4 sampai 5 persen," ulas Andi Arief.

Aktivis '98 itu bahkan menyinggung Darmijal dan Marzuki Alie dengan menyampaikan tanya apakah Moeldoko pernah tahu tentang situasi politik AHY. 

Usai menjalankan tugas pemenangan Pileg 2019, diceritakan Andi, AHY kemudian masuk dalam kepengurusan partai menjadi Wakil Ketua Umum Partai. Masuknya AHY untuk mengisi kekosongan jabatan karena ada kader yang mengundurkan diri. 

"Mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena mengundurkan diri. Susunan pengurus baru itu disetujui juga dengan SK menteri Kumham. Jadi AHY beda lagi dengan Moeldoko yang tak berkeringat di Demokrat," demikian Andi Arief dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news