RMOLBanten. Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengakui pelayanan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMA SMK tahun ajaran 2018/2019 bermasalah.
Mestinya, persoalan tersebut tidak terjadi dan dapat diantisipasi karena tahun sebelumnya dihadapkan hal yang sama."Salah satu pelayanan masyarakat yang mengalami kendala adalah pelayanan PPDB untuk siswa SMA/SMK secara online. PPDB merupakan salah satu pelayanan masyarakat di bidang pendidikan. Namun, fasilitasi hingga kurangnya informasi menjadi permasalahan dasar dalam pelayanan PPDB online tahun ini," katanya.
- KPU Surabaya Sebut Tahapan Coklit Pemilih Berjalan 20 Persen
- Peringatan HUT UU Desa Ke-9, Khofifah Terima Penghargaan Gubernur Peduli Kesejahteraan Aparatur Desa
- Penutupan Bulan Bung Karno, Wali Kota Eri Berharap Anak-anak Surabaya Berjiwa Seperti Seokarno
"Beberapa masyarakat datang dan mengkritik PPDB di Banten. Baik secara pribadi kepada saya maupun kepada Pak Gubernur Wahidin Halim," ungkapnya.
Andika menegaskan, semestinya kejadian tak terulang. Karena hal seperti ini terjadi juga pada tahun lalu.
"Permasalahan ini sudah terjadi pada tahun sebelumnya. Harusnya menjadi antisipasi tahun berikutnya," imbuhnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Dindikbud) kata Andika, seharusnya melakukan inovasi, sehingga terlihat ada perbaikan dan peningkatan pelayanan PPDB kepada masyarakat.
"Kesalahan di Dindikbud. Wajar masyarakat tidak mau tahu, apakah ada kendala teknis atau apapun itu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, banyak calon wali siswa dari kabupaten/kota datang ke panitia PPDB SMA/SMK di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug Kota Serang. Mereka melakukan protes, lantaran nama putra putrinya mendadak hilang, meskipun masih berada di zona aman, sedangkan nama peserta PPDB yang nilainya dibawah masih terlihat dan terpangpang.
Tak hanya itu saja, mereka mengeluhkan kinerja panitia PPDB yang diduga banyak kecurangan, lantaran masyarakat kesulitan untuk mendaftar. Sempat ada keributan puluhan calon wali siswa baik disekolah-sekolah maupun di Dindikbud Banten. Tak sedikit pula calon wali siswa yang menangis kelelahan, lantaran tidak ada kejelasan.
"Saya dari sekolah di Kota Tangerang diminta datang ke provinsi, setelah ke Dindikbud Banten, panitia tidak bisa menjelaskan apa-apa. Saya capek dipingpong sana sini," kata Wati sambil berurai air mata. [dzk
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dukung Tim Saber Pungli, Kajari Jember Minta Sekolah Jangan Coba-coba Lakukan Pungli
- Kiai Muda Ganjar Ajak Petani Blitar Mandiri Lewat Sistem Pertanian Terpadu
- Pj Gubernur Adhy Lantik Empat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pemprov Jatim