Antisemitisme Melanda AS

Foto dok
Foto dok

NORMAN H. Finkelstein adalah seorang pendidik, penulis, dan sejarawan AS saat ini. Pada saat kematiannya yang tak terduga pada bulan Januari 2024, ia masih menjabat sebagai pustakawan sekolah umum yang sudah pensiun. Saat masih aktif sebagai pendidik, ia mengajar mata kuliah sastra dan sejarah anak-anak selama 38 tahun di Hebrew College di Newton, Massachusetts.

Norman meraih gelar sarjana dan pascasarjana dari Hebrew College dan Boston University. Sebagai penulis, ia sangat produktif. Ada dua puluh tiga buku nonfiksi yang sangat dikenal, dua buku terakhir diterbitkan secara anumerta pada tahun 2024. Buku-bukunya telah menerima ulasan berbintang di jurnal dan surat kabar terkemuka serta pengakuan dari kelompok profesional.

Ia prihatin melihat situasi dunia belakangan ini. Sejak pertarungan Hamas versus Israel pada Oktober 2023, isu Antisemitisme memanas di seantero jagat. Termasuk di Amerika, benua dimana kaum Yahudi telah hidup berabad-abad. Sejak kedatangan Yahudi pertama kali pada 22 Agustus 1654 di New Amsterdam, AS. Mereka ini Yahudi Sephardim, yaitu Yahudi asal Andalusia yang menolak konversi ke Kristianitas usai wilayah Andalusia jatuh ke Kerajaan Spanyol pada 1492. Bertahun-tahun di bawah Kerajaan Spanyol, kaum Yahudi Sephardim dipersekusi oleh Kerajaan Spanyol agar mereka berganti agama.

Semangat Antisemitisme di Eropa sendiri sudah muncul sejak 1371. Diprakarsai Raja Henry II dari Inggris yang menerbitkan dekrit agar kaum Yahudi dimanapun berada wajib mengenakan tanda pengenal di pakaian yang dikenakan. Setelah dekrit ini, kerusuhan bertebaran di Eropa, diantaranya pembunuhan besar-besaran di Sevilla pada Juni 1391. Kaum Yahudi dipaksa untuk menerima Kristianitas, jika menolak, mereka spontan dibunuh. Namun, orang Yahudi yang berkonversi menjadi Kristen pun kemudian dicurigai sebagai rival pekerjaan dan bisnis.

Sejak abad ke-14 itulah mulai terjadi pergeseran sikap orang Eropa kebanyakan, ke warga Yahudi yang sudah memeluk Kristianitas. Dari sikap anti-Yudaisme karena alasan keagamaan menjadi sikap antisemitisme karena alasan ras. Norman, penulis buku ini mencatat, konversi orang Yahudi ke Kristianitas tidak menjamin keselamatan orang Yahudi tersebut dari persekusi bahkan pembunuhan. Bahkan, pada tahun 1543, Martin Luther dari Jerman menulis risalah bertajuk ''On the Jews and Their Lies'' (Orang Yahudi dan Kebohongannya).

Dalam 12 uraian buku ini, Norman menunjukkan sikap kritis pada Antisemitisme. Menurutnya, antisemitisme kini sedang mewabah di berbagai tempat di AS dampak dari pertarungan Israel versus Hamas. Observasi terhadap situasi di beragam kampus memperlihatkan kelompok pro-Israel langsung berhadapan lawan kelompok pro-Palestina, dan isu yang mencuat seperti mengulangi sejarah ketika pertama kali Antisemitisme muncul di Eropa beberapa abad silam.

Akhirulkalam, buku ini ibarat observasi sekaligus testimoni Norman terhadap situasi internal masyarakat AS saat ini. Ia sangat jelas bersikap kritis bukan saja pada kekerasan, namun juga pada masyarakat AS yang telah memanfaatkan kebebasan berekspresi justru untuk menyemai Antisemitisme.

*Penulis adalah akademisi dan periset

ikuti terus update berita rmoljatim di google news