Antisipasi Jeritan Petani, Dewan Minta Gudang Serap Tembakau Probolinggo

Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto saat melihat daun tembakau/RMOLJatim
Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto saat melihat daun tembakau/RMOLJatim

Musim tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo mendapat perhatian serius dari DPRD setempat. Wakil rakyat itu meminta gudang menyerap seluruh hasil tembakau petani dengan harga mahal.


Hal itu disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto Wibowo. Katanya, di masa pandemi ini perekonomian lagi terpuruk. Sehingga diharapkan hasil tanam tembakau itu bisa menjadi penunjang perekonomian para petani.

Untuk mencapai harapan itu, Andi meminta gudang menyerap seluruh hasi tanam tembakau petani. Serta menghargai setiap hasil panen tembakau itu dengan nilai yang layak dengan tetes keringat para petani.

“Disetiap hasil panen tembakau itu, terdapat harapan petani yang ingin menyambung hidup dari hari ke hari. Mereka telah menguras tenaga dan biaya untuk bisa mendapat untung demi keberlangsungan hidup mereka setiap hari,” katanya kepadaKantor Berita RMOLJatim, Jum'at (4/6).

Selain itu dewan meminta Dinas Pertanian untuk melakukan sosialisasi pada para petani. Terkait luasan lahan tanam tembakau petani yang berbanding lurus dengan kebutuhan gudang. Sehingga tidak ada lagi petani yang menjerit karena tembakau mereka yang tak diserap gudang seperti tahun lalu.

"Kami tidak menginginkan kejadian seperti tahun lalu terjadi lagi pada petani tembakau di Kabupaten Probolinggo," jelasnya.

Menurutnya, tembakau petani yang tak terserap akan sangat merugikan petani sendiri. Karena, besarnya biaya petani tembakau.

"Dinas perlu menyelaraskan antara kebutuhan serapan gudang dengan luasan area tanam tembakau petani. Dengan begitu kejadian tahun lalu bisa diminimalisir,” ungkap politisi dari fraksi Nasdem itu.

Saat ini, lanjut Andi, masih masa awal tanam tembakau. Sehingga masih banyak waktu bagi dinas terkait untuk memulai langkah lebih awal. Salah satunya dengan sosialisasi terlebih dahulu pada para petani. 

“Sosialisasi harus lebih masif saat ini. Begitu pula komunikasi dengan pihak gudang harus sudah terjalin,” pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news