Pemerintah daerah dinilai lambat mengantisipasi dampak el nino, yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di Jawa Timur terus meluas.
Hal itu dikatakan oleh anggota komisi B DPRD Jatim Agusdono Wibawanto saat dikonfirmasi pada Jumat (13/10/2023).
- DPRD Jatim Minta Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Di Daerah Wisata Digencarkan
- Kemarau Panjang, Kebakaran Hutan Ancam Jawa Timur
- Sapa Masyarakat Konservasi Untuk Pemulihan Ekosistem Hutan Pasca Kebakaran Tahura Raden Soerjo, Gubernur Khofifah: Terima kasih Kerja Keras dan Dedikasi Mengembalikan Ekosistem Hutan
“Ya memang saat ini jujur saja pemerintah daerah tidak mengantisipasi gejala elnino seperti ini. Terus terang gejala elnijo ini sangat memprihatinkan terutama dari sisi mana kala ada kebakaran hutan,” katanya.
Anggota DPRD Jatim dari Dapil Malang Raya itu mengatakan, Pemda tidak punya infrastuktur memadai untuk menangani kebakaran hutan.
Karena itu, kedepan, Pemprov Jatim harus berkoordinasi dengan wilayah yang punya area hutan, agar ada bantuan dana dan penanganan kebakaran hutan tidak terjadi secara sporadis.
“Daerah tidak memiliki infrastuktur yang mamadai. Pemerintah harus menyediakan anggaran yang cukup alat untuk pemamadaman api,” jelasnya.
Politisi Partai Demokrat itu menilai, kebakaran hutan harus ditangani dengan alat-alat yang memadai. Kalau hal itu ditangani dengan formula tradisional, maka api dengan cepat akan merembet dan membesar.
Padahal, ketika terjadi kekeringan, wilayah-wilayah yang terdapat sumber air kondisinya mulai mongering.
“Harus ada upaya teknik, padahal air di wilayah hutan sangat minim,” jelasnya.
Dia mendorong agar BPBD Jatim terus berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten/kota untuk penanganan kebakaran lebih maksimal lagi.
“Kalau hanya mengandalkan water bombing dari atas tentunya akan sangat mahal,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kebakaran hutan di Jawa Timur terjadi di wilayah saat memasuki musim kemarau tahun ini.
Beberapa lokasi hutan yang terbakar itu antara lain, lereng pegunungan arjuno, ijen, savana bromo dan yang terakhir di lereng pegunungan lawu, di Magetan dan Ngawi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang