Komisi B DPRD Jember, meminta pemerintah menutup sementara Pasar Hewan, untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran PMK (Penyakit Mulut Dan Kuku) Jember. Selain itu juga untuk mencegah masuknya hewan Terpapar PMK dari luar Jember.
- Pemkab Probolinggo Mutasi 57 Pejabat Eselon
- Warung Makan dn Resto di Kota Probolinggo Masih Banyak Tak Berlabel Halal
- Perkuat Ideologi Pancasila, Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah Teken Nota Kesepakatan BPIP
Menurut Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fiyanto, sesuai Data hingga Desember 2024, hewan ternak yang telah terjangkit Hampir 650 ekor sapi. Jumlah tersebut, tersebar di 27 Kecamatan di Kabupaten Jember.
"Kami telah Berkomunikasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan peternakan Dan Bupati Jember, untuk menutup sementara pasar hewan di Jember. Langkah ini, agar ternak yang dari luar Jember yang ada kemungkinan terpapar tidak masuk Ke jember," ucapnya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (12/1).
Dia juga menjelaskan pemerintah sudah melaksanakan vaksinasi terhadap ternak yang masih Sehat. Dengan adanya peningkatan jumlah ternak yang terpapar PMK ini, dia juga berharap penanganannya dilakukan dengan serius lagi
"Senin (13/1) kami mengundang Dinas Ketahanan Pangan dan peternakan, untuk hearing di Komisi B, untuk update Penanganan PMK Di Kabupaten Jember," katanya.
Pihaknya masih menunggu hasil hearing Hari Senin besok, dengan harapan pemerintah sudah mengambil langkah kongkret dalam penanganan PMK.
Sementara Pj Gubernur Jawa Timur, Adhi Karyono, saat berkunjung ke Jember, beberapa waktu yang lalu, menjelaskan bahwa Pemerintah Gubernur Jawa Timur sudah ada surat edaran dari kementerian pertanian, untuk menutup pasar hewan selama 2 pekan atau 14 hari. Penutupan pasar hewan, sebagai salah satu upaya pengendalian peredaran PMK di Indonesia.
"Namun kami belum mengambil langkah penutupan pasar hewan. Kami dilakukan dengan pengobatan dan pencegahan melalui pemberian vaksin. Selain itu juga melakukan pemeriksaan terhadap keluar masuknya hewan ternak di Jawa Timur," katanya
"Langkah ini dilakukan supaya perputaran ekonomi di Jawa Timur, tidak terganggu," sambungnya.
Adhi menambahkan, jumlah daerah di Jawa Timur yang terpapar virus PMK sudah ada sebanyak 8 kabupaten/kota. Di Jawa Timur, setiap harinya sudah mulai ada peningkatan kasus.
"Awalnya setiap hari dari 25 Kasus per hari, saat ini sudah naik menjadi 150 kasus perhari," jelasnya.
Sementara langkah-llangkah yang telah dilakukan oleh pihak provinsi Jawa Timur, diantaranya melakukan isolasi dan melakukan pengobatan terhadap ternak yang terpapar. Selain itu melakukan seleksi di jalur masuk ternak, dengan memeriksa hewan ternak, yang terpapar diobati dan yang tidak terpapar divaksin.
"Sebanyak 25 hewan ternak (hingga Kamis, 9 Januari 2025) di Jawa Timur, sudah divaksin," katanya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkab Jember Serahkan Ranwal RPJMD ke Dewan Untuk Segera Dibahas
- Minyakita Tak Sesuai Takaran Beredar di Jember, Dijual di Atas HET
- Bapemperda DPRD Jember Setujui 2 Raperda Usulan Bupati Masuk Program 2025