Tim Badan meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Malang turun ke Pantai Puger Kecamatan Puger Kabupaten Jember, untuk melakukan survei dan memetakan, potensi Gelombang tsunami, di pesisir selatan Kabupaten Jember, Selasa (21/9).
- Jakarta International Marathon 2024 Dimeriahkan dengan Lomba Video Kreatif
- Pemkot Surabaya Luncurkan e-Pelayanan, Warga dapat Ajukan Permohonan SKM non Kesehatan Secara Online
- Tak Ingin Bedakan Sekolah Negeri dan Swasta, Ini Strategi Eri Cahyadi ke Depannya
Sebab, sesuai Kajian Tim BMKG, Sepanjang pantai selatan Jawa Timur, memiliki potensi Gempa Bumi berkekuatan magnitudo 8,7 skala lighter (SR). Gempa tersebut, akan memicu gelombang tsunami setinggi 19 meter - 22 meter.
Langkah ini dilakukan untuk membuat skenario terburuk dan mitigasi bencana jika terjadi gempa bumi, yang menimbulkan Gelombang Tsunami.
"Kami bersama BPBD Kabupaten Jember melakukan survei di pantai Puger, untuk melihat titik-titik yang akan jadi acuan BMKG jika terjadi Bencana tsunami. Jadi tujuan untuk mitigasi hasil Modeling BMKG, jika terjadi tsunami, yang kita lakukan seperti apa. Menentukan jalur evakuasi yang aman dan tempat evakuasi sementara dan akhir," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Malang, mamuri usai survei pantai Puger, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa(21/9).
Menurutnya sebagai langkah mitigasi bencana (Upaya untuk mengurangi risiko bencana) sebagai upaya penyelamatan masyarakat sepanjang pantai selatan Jember, tim BMKG melakukan Susur jalur evakuasi.
Hal ini untuk mengukur kecepatan gelombang tsunami, dari pantai hingga titik aman. Jika skenario gempa berkekuatan magnitudo 8,7 SR, diperkirakan gelombang dengan ketinggian 19 meter - 22 meter, mencapai pantai sekitar 24 - 26 menit, sejak terjadinya gempa.
"Artinya masyarakat punya waktu, selama 24 - 26 menit, untuk menyelamatkan diri atau melakukan evakuasi," katanya.
Dia menghimbau masyarakat untuk tenang, tidak termakan isu, yang tidak bertanggungjawab. Bahwa apa yang dilakukan BMKG saat ini adalah untuk meningkatkan mitigasi (upaya mengurangi resiko bencana).
"Namun tetap waspada, bahwa kita tinggal di daerah rawan gempa bumi, yang berpotensi terjadi tsunami," terangnya.
"Gempa bumi tidak bisa diprediksi, kapan terjadinya, ini hanya potensi, bisa terjadi bisa tidak, yang kita harapkan ini tidak terjadi,"sambungnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Status Bondowoso Turun Ke Level 2, Sektor Pariwisata Segera Dibuka
- Safari Ramadhan Bupati Yuhronur, Pemkab Lamongan Gelar Pasar Sembako Murah
- Jelang Iduladha 1445 H, PD RPH Surabaya Sediakan Hewan Kurban Sehat dan Bebas Penyakit