Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Kanada melakukan aksi walk out ketika delegasi Rusia berbicara pada sesi pertemuan G20 di Washington, Rabu (20/4) waktu setempat.
- Tasyakuran Kesuksesan G20 di Bali, Ustad Das'ad Latif Isi Tausiyah di Probolinggo
- Hanya Dianggap sebagai EO G20, Jokowi Gagal Damaikan Rusia-Ukraina
- KTT G20 Lancar dan Aman, Polri: Terima Kasih Masyarakat Bali, Wisatawan dan Pecalang
Aksi tersebut dilakukan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersama perwakilan dari Inggris dan Kanada. Gubernur Bank of England, Andrew Bailey juga dilaporkan melakukan hal yang sama.
"Kami bersatu dalam kecaman atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia," ujar Menkeu Inggris, Rishi Sunnak di Twitter.
Dari laporan Reuters, Yellen telah melakukan pertemuan dengan Menkeu RI Sri Mulyani untuk menyampaikan posisi bahwa AS menentang kehadiran Rusia.
Sumber mengatakan Inggris, AS, dan negara-negara Barat lainnya mendorong posisi konsensus tentang kelanjutan keanggotaan Rusia di G20 dan telah mempertanyakan kehadiran perwakilan Kremlin.
Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva menyayangkan terpecahnya G20 di tengah banyaknya tugas untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk pandemi, perang di Ukraina, darurat iklim, dan meningkatnya kemiskinan.
“Jelas ada fakta yang sangat, sangat meresahkan yang harus kami tangani. Saya dapat mengatakan dengan jujur bahwa saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan hidup melalui perang lain di Eropa dalam skala yang terjadi ini," ujarnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ini Penyebab Harga Emas Terus Naik
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel