Penggunaan mata uang lokal merupakan bagian dari upaya ASEAN meningkatkan sentralitasnya sebagai organisasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
- Sisihkan 400 Perusahaan, SIER Raih Penghargaan ASEAN Risk Award 2024
- Kepemimpinan Muda ASEAN, Bagas Adhadirgha berhasil menggelar AYEC Carnival ke-8 di Indonesia
- Sambut Baik ASEAN Panji Festival 2023 di Jatim, Gubernur Khofifah Optimis Mampu Jadi Penguat Persaudaraan Antar Negara ASEAN
Untuk itu, pada KTT ke-42 ASEAN yang digelar di Labuan Bajo, NTT, dorongan kerjasama seluruh anggota untuk mekanisme pembayaran uang lokal kembali diangkat.
Dalam keputusan akhir para pemimpin ASEAN yang dikeluarkan pada (11/5), mereka setuju untuk mengintegrasikan ekonomi dan keuangan kawasan melalui penggunaan mata uang lokal.
"Kami berkomitmen untuk mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi ekonomi dan keuangan di antara Negara Anggota ASEAN," bunyi kesepakatan akhir para pemimpin ASEAN dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Dalam hal ini, ASEAN disebut telah mengadopsi "Deklarasi Para Pemimpin ASEAN tentang Memajukan Konektivitas Pembayaran Regional dan Mempromosikan Transaksi Mata Uang Lokal".
Itu bertujuan untuk memperdalam integrasi keuangan regional dan mendorong pengembangan pasar mata uang dalam mata uang lokal untuk memperkuat stabilitas keuangan di kawasan.
Sejauh ini, sudah ada 5 negara di Asia Tenggara yang memiliki kesepakatan pembayaran transaksi menggunakan mata uang lokal. Negara-negara tersebut termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Mereka telah meneken kerja sama transaksi pembayaran lintas batas melalui kode QR, fast payment, data, hingga transaksi mata uang lokal.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sisihkan 400 Perusahaan, SIER Raih Penghargaan ASEAN Risk Award 2024
- Kepemimpinan Muda ASEAN, Bagas Adhadirgha berhasil menggelar AYEC Carnival ke-8 di Indonesia
- Sambut Baik ASEAN Panji Festival 2023 di Jatim, Gubernur Khofifah Optimis Mampu Jadi Penguat Persaudaraan Antar Negara ASEAN