- Hari Lahir Pancasila dan Peradaban Antikorupsi
- Rumah Minus Pustaka Bak Raga Tanpa Jiwa
- Runtuh Moral
SETIAP daerah memiliki potensi sumber daya alam yang unik untuk pembangkit energi listrik atau sumber energi setempat (SES). Potensi SES ini umumnya berskala kecil dan tersebar. Dan potensi besar yang dimiliki Kepulauan Nias adalah air.
Dan yang terpenting adalah memanfaatkan sumber daya lokal untuk kemakmuran orang lokal dan sekaligus membantu PLN untuk tidak banyak membakar BBM karena ini adalah sumber energi bersih.
Desa-desa di Kepulauan Nias memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun yang belum sepenuhnya dikembangkan sebagai sumber energi yakni air.
Teknologi pembangkit listrik tenaga mikro/minihidro (PLTMH) atau Pembangkit listrik tenaga air berukuran kecil adalah solusi sebagai sumber energi memenuhi kebutuhan listrik di Kepulauan Nias yang belum terjangkau akses penerangan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini.
Sedangkan proyek pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas (PLTMG) Nias, di Gunungsitoli, Sumatra Utara yang bakal mulai menggunakan gas pada 2022 mendatang adalah untuk keperluan jangka panjang.
Namun, pembangkit listrik berskala besar itu tidak sepenuhnya bisa menjawab masalah pemenuhan kebutuhan energi. Tidak juga dalam keseimbangan penyebaran. Karena harus dibarengi dengan jalur distribusi kabel puluhan kilometer. Berbeda dengan konsep pembangkit listrik bertumpu pada masyarakat atau pembangkit listrik tenaga mikro/minihidro (PLTMH)
Konsep ini berbasis pada teknologi pembangkit listrik tenaga mikro/minihidro (PLTMH). Istilah mikrohidro biasanya dipakai untuk pembangkit listrik yang menghasilkan output di bawah 500 KW, sementara minihidro untuk output 500 KW-1 MW lebih besar dari itu biasa disebut dengan PLTA.
Asumsi penting dalam pengembangan PLTMH adalah memberi kontribusi optimal melalui pemberdayaan warga desa. Karena peran serta masyarakat sangat penting dalam pengoperasian PLTMH, dengan semangat gotong royong untuk keluar dari permasalahan penyediaan energi.
PLTMH ini adalah solusi untuk dapat menembus keterbatasan akses pendidikan, transportasi, teknologi, hingga biaya. Dan yang utama adalah. Pengembangan pembangkit listrik dengan energi nonfosil akan memberikan kontribusi pada penghematan BBM nasional.
Ke depan, mesin-mesin genset akan dimatikan. Bukan hanya tidak ramah lingkungan, tapi juga sangat mahal. Bahan bakar untuk genset itu harus diangkut dengan pesawat ataupun kapal. Repotnya bukan main. Juga mahalnya.
Kalau listrik di kepulauan Nias sudah cukup, alangkah kian indahnya pulau ini. Juga alangkah majunya. Potensi untuk maju sangat terbuka. Kepulauan Nias ini adalah pulau yang sangat luas, yang dikelilingi lembah-lembah dan bersentuhan langsung dengan garis pantai Samudra Hindia.
Begitu eksotiknya kepulauan Nias ini, sehingga potensi untuk berkembang tidak terhambat oleh lahan. Kalau listrik cukup, hotel-hotel modern akan tumbuh dengan pesatnya. Wisatawan akan berdatangan. Kota ini tidak boleh menjadi miskin. Kemiskinan hanya akan merusak lingkungan dan keindahannya. Pemadaman listrik di Nias adalah sejarah. Jangan terulang untuk generasi berikutnya.
Kini Nias juga tidak bisa dikatakan sebagai kota yang sulit dijangkau. Jumlah penerbangan ke Nias terus bertambah. Angkutan manusia praktis tidak ada masalah lagi. Yang menjadi point penting adalah pemenuhan kebutuhan akan listrik yang setiap harinya semakin meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Front Page Communications RMOL.ID
ikuti terus update berita rmoljatim di google news