Awas Gelombang 6 Meter Ancam Jawa Dan NTT

RMOLBanten. Perubahan iklim ekstrem dari kemarau ke penghujan menyebabkan gelombang yang cukup tinggi. Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai gelombang laut yang diperkirakan 4-6 meter. Demikian disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7).


Fenomena ini disebut juga Mascarene High memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia.

"Kejadian mascarene high di Samudra Hindia (barat Australia) dan terjadinya swell/alun yang dibangkitkan oleh mascarane high menjalar hingga wilayah Perairan barat Sumatra, selatan Jawa hingga Pulau Sumba. Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 4-6 meter di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara," ujar Dwi.

Untuk itu Dwi mengimbau masyarakat agar memperhatikan betul-betul peringatan dini yang sudah diumumkan di tempat-tempat wisata dan pelabuhan-pelabuhan.

"Perubahan cuaca yang ektrem ini tidak dapat dihindarkan dan masyarakatlah yang harus mengantisipasi," lanjutnya.

Pihak BMKG sendiri sudah bekerja sama dengan beberapa kementrian seperi kementrian Perhubungan, Kementrian Pariwisata, Kementrian KKP, Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, TNI-Polri untuk terus bersinergi dalam menjaga kawasan pinggir laut dan pantai selatan.

"Ya kami terus berikan informasi terkait peringatan dini. Kami sudah bekerja sama dengan pihak pelabuhan, dalam hal ini Kemenhub, pengelola tempat wisata yakni Kemenpar dan terpenting ini para nelayan. Tapi mereka di bawah naungan KKP dan kami juga sudah koordinasi dengan seluruh pihak mengenai peringatan dini gelombang tinggi," tambah Dwi.

Dwi berharap kepada masyarakat yang mau berwisata ke pantai atau laut di wilayah selatan pulau Jawa agar mendengarkan peringatan dini tersebut. Perkiraan gelombang tinggi terjadi pada tanggal 22 Juli 2018 - 26 Juli 2018. [dzk]

 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news