Masyarakat bisa melakukan boikot produk-produk asal AS sebagai bentuk balasan atas kebijakan tarif impor baru yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
- Negoisasi Tarif Impor Trump, Sri Mulyani Temui Dubes AS
- Indonesia Tak Bisa Tiru China Melawan Tarif Trump, Ini Alasannya
- Kebijakan Tarif Impor Trump Lebih Dahsyat dari Krisis 1998
"Masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia harus kompak meninggalkan produk-produk Amerika," kata Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat) Sugiyanto melansir RMOL, Kamis 10 April 2025.
Produk-produk buatan AS yang banyak diperdagangkan di pasar global, seperti elektronik, otomotif, tekstil, dan makanan, bisa diganti produk dari negara-negara lain atau buatan lokal.
"Jika seluruh dunia kompak menghentikan konsumsi barang-barang buatan AS, hal ini bisa menjadi pukulan besar bagi Trump," kata Sugiyanto.
Dalam kondisi tersebut, dapat dipastikan bahwa pelaku usaha di AS yang bergantung pada keuntungan dari ekspor produk mereka akan menghadapi kebangkrutan dengan cepat.
"Dampaknya akan sangat buruk bagi perekonomian AS, karena hal ini berpotensi memicu efek domino yang sulit diprediksi, dengan dampak negatif yang meluas," kata Sugiyanto.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif dasar 10 persen untuk semua barang impor dari negara asing pada Rabu 2 April 2025 atau Kamis dini hari WIB.
Selain tarif dasar, Trump juga memberlakukan tarif yang lebih tinggi untuk negara-negara yang dianggap sebagai "pelanggar terburuk" dalam hal hambatan perdagangan, termasuk Indonesia.
Tarif yang lebih tinggi diberlakukan untuk beberapa negara, seperti China yang dikenakan tarif 35 persen, Uni Eropa 20 persen, Vietnam 46 persen, Taiwan 32 persen, dan Jepang 24 persen.
Negara lain yang terkena tarif lebih tinggi termasuk India dengan 26 persen, Swiss 21 persen, Malaysia 24 persen, Indonesia 32 persen, Kamboja 49 persen, dan Inggris 10 persen.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Negoisasi Tarif Impor Trump, Sri Mulyani Temui Dubes AS
- Indonesia Tak Bisa Tiru China Melawan Tarif Trump, Ini Alasannya
- Kebijakan Tarif Impor Trump Lebih Dahsyat dari Krisis 1998