Ahmad Fajar, balita 4 tahun ini, kondisinya sangat memprihatinkan. Betapa tidak, balita asal Dusun Jatikumpul, Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto itu, hanya memiliki bobot 5,5 kilogram.
- Bapenda Madiun Gandeng Kejaksaan Wujudkan Obsesi Optimalisasi Penerimaan Pajak
- Collabonation Talent Hunt IM3, Pencarian Musisi Muda Surabaya Menuju Panggung Nasional
- Wali Kota Eri Bentuk 'Leader 2045' Jelang Peringatan Hari Sumpah Pemuda
Sejak dilahirkan di RSU dr Soetomo Surabaya 4 tahun silam, hingga usia 19 hari, Fajar tak bisa menangis. Ia bahkan sempat membuat tim medis RSU Dr Soetomo cemas karena sempat tak bernafas selama 5 menit ketika lahir ke dunia.
Asmiatun, nenek Fajar menceritakan, para dokter memberikan pertolongan kepada Fajar hingga bisa bernapas.
Menurut Asmiatun, perkembangan Fajar mulanya normal dengan berat badan yang terus bertambah. Namun sejak beberapa pekan, berat badannya terus menyusut.
Tujuh bulan lalu menginjak usia 4 tahun berat badannya masih 9 kg, walaupun bobot itu turun dari sebelumnya. Sekarang malah berat badannya tinggal 5,5 kg,†tutur Asmiatun.
Selain itu, tubuhnya juga semakin kaku dan tak bisa digerakkan. Awalnya, leher mulai tak bisa digerakkan. Kemudian menjalar ke kaki dan tangan yang kaku, tak bisa ditekuk.
Ketika lahir normal, tangan dan kakinya masih bisa ditekuk,†ujar Asmiatun.
Lantas apa penyebab tubuh Fajar mulai kaku dan berat badannya semakin susut?
Kata dokter, Fajar sudah terlanjur keracunan air ketuban yang berwana keruh,†jelasnya.
Keracunan air ketuban itu rupanya membawa dampak serius dan mengganggu perkembangan syaraf-syaraf organ tubuh Fajar. Gangguan syaraf itulah yang kini menyerang tangan dan kakinya hingga tak bisa digerakkan.
Ibunya rutin kontrol ke Dr. Soetomo untuk memeriksakan kondisi Fajar yang keracunan air ketuban, sebelum akhirnya dia (ibu Fajar) meninggal dunia,†terangnya.
Ya, nasib Fajar semakin menyayat hati lantaran hidupnya yang ‘sebatang kara’ tanpa asuhan orang tua sejak usia 17 bulan. Fajar sudah ditinggal ibunya, Yunita, yang meninggal dunia tahun 2016 silam. Selepas kepergian ibunya itulah, kondisi Fajar kian memprihatinkan.
Yunita sempat dirawat di RSUD Dr Soetomo, Surabaya selama 15 hari akibat infeksi paru-paru yang dideritanya. Namun nyawanya tak tertolong.
Menurut dokter infeksi paru-paru yang diderita Yunita, karena sering kena (terpapar) angin malam. Ibunda Fajar bekerja sebagai sinden. Jam kerjanya acap kali malam hari,†katanya.
Sementara ayahnya memilih tidak tinggal serumah dengan Fajar. Menurut Asmiatun, ayah Fajar sesekali menyambangi anaknya dengan membawa susu formula.[im/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bupati Jombang Berharap Kontribusi Tingkatkan Kualitas Generasi Muda
- Sudi Jawa
- MS Glow`Patenkan Inovasi Baru