Untuk mengatasi banjir di Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah mengambil beberapa upaya. Sayangnya, hal tersebut tetap tak bisa dihindarkan. Ini terlihat dari beberapa titik lokasi yang terkepung banjir dalam beberapa hari terakhir.
- Tebing Longsor di Jalan Gumitir Jember, Kembali Makan Korban
- 390 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Muba
- Ayah Terjun ke Sungai Selamatkan Anaknya Saat Menyebrangi Perahu Tambang di Sidoarjo, Nahas Keduanya Hilang
“Meski tidak lama dan hanya berlangsung beberapa jam, curah hujan di Surabaya memang cukup tinggi, tapi tidak merata. Terjadinya banjir ini akibat minimnya daerah resapan,” kata Direktur WALHI Jatim, Rere Christianto, saat dihubungi Kantor Berita RMOLJatim via telepon seluler, Sabtu (1/2).
Dia mencontohkan, seperti di kawasan Surabaya Barat yang kini banyak proyek perumahan maupun perkantoran. Akibatnya, daerah resapan di kawasan tersebut semakin tergerus seiring tingginya intensitas pembangunan perumahan dan perkantoran.
Sementara terkait dengan upaya pemkot seperti pompa air. Itu adalah masalah teknis.
“Itu permasalahan teknis, bagaimana bila pompa rusak, seperti akibat sampah. Meskipun pompa tersebut rusak di salah satu titik saja, hal itu tetap tidak bisa mengatasi permasalahan banjir,” jelasnya.
Sebaiknya, lanjut dia, lebih memperhatikan alur kota, sebab kontur Surabaya tidak sama. Ada yang dataran tinggi, ada juga dataran rendah.
“Seperti waduk, keberadaan waduk ini sangat penting karena bisa menampung dan mengalirkan air. Memang banjir tidak bisa diatasi secara cepat, akan lebih baik bila memperhatikan alur kota dan daerah resapan, sehingga permasalah ini dapat segera teratasi,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gudang Kayu di Probolinggo Terbakar, Warga Berhamburan
- Pos Marinir di Nduga Diserang KKB, 1 Prajurit Gugur
- Tepat 24 Jam Tubuh Vino Ditemukan di Dasar Kali Madiun