Program jaring pengaman sosial yang erat kaitannya dengan dampak Covid-19 seperti bantuan sosial tunai maupun BLT Desa akhir-akhir ini cukup menjadi bahan pergunjingan.
- Luncurkan Si Mas Ganteng 2, Gubernur Khofifah Sebut Beri Dampak Positif Sosial Ekonomi Bagi Integrasi Layanan Transportasi hingga Pelosok Kecamatan di Tuban
- Pemkot Surabaya Pecat Oknum Dinkopdag yang Terlibat Mafia Perizinan
- Dari Buku Induk Mahasiswa ITB, Tercatat Kota Kelahiran Soekarno di Surabaya
Nuryanto, Kepala Desa (Kades) Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, menyebut program jaring pengaman sosial dampak dari Covid-19 sistem input datanya dilakukan cukup ekstra hati-hati melibatkan para relawan.
"Jika ada pihak yang mengatakan tidak adil dan segala macam terkait bansos tunai maupun BLT Desa saya kira tidak mendasar. Dalam proses input datanya sejak awal melibatkan relawan Covid-19 tingkat desa. Artinya semua dilakukan cukup terbuka dan transparan," terang Nuryanto pada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (17/5).
Ia menjelaskan, basis pendataanya pun melibatkan RT maupun RW. Dengan demikian penerima bantuan sosial tunai dan lainya khususnya BLT Desa tidak pernah ada intervensi dari pihak manapun atau kongkalikong. Sehingga jelas by name by adress siapa yang berhak menerima bantuan sosial itu secara umum.
Jelasnya lagi, penerima BLT Desa di desanya tercatat ada 21 orang. Tentu nama-nama penerima itu secara otomatis tidak pernah tercover sebagai penerima PKH maupun BPNT. Karena melalui verifikasi dan validasi secara ketat.
"Kita terbuka mengelola program jaring pengaman sosial ini. Sekali lagi tidak ada istilah membeda-bedakan warga. Si penerima memang layak untuk diberikan bantuan sosial itu. Jika kurang yakin silahkan kroscek," ucap Nuryanto.
Pernyataan salah satu kepala desa di Ngawi tersebut berawal adanya rumor adanya aksi demo menuntuk keadilan bagi penerima bantuan sosial di Wonorejo.
Memang diakui Nuryanto untuk pos bantuan sosial diluar BLT Desa memang tidak jarang membingungkan. Ketika ada perubahan pada nama si penerima merupakan hasil dari verifikasi. Sayangnya, output datanya mengecewakan ketika keluar nama.
"Padahal kita melakukan perubahan pada nama penerima. Tapi sayang ya yang muncul nama-nama itu terus bagaimana apabila itu terus berlanjut," tuntas Nuryanto.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Razia Hari Valentine, Satpol PP Surabaya Jaring 21 Pasangan Luar Nikah
- Amankan Data Penting, Pemkab Gresik Ajak Generasi Milenial Terlibat dalam Transformasi Digital
- Enam Tahun Beruntun Banyuwangi Pertahankan SAKIP A dari KemenPAN-RB