Kelompok celeng di PDI Perjuangan bisa saja menjelma menjadi kekuatan besar dan bisa memutarbalikkan keingnan elite partai menjadi sesuai keinginginan mereka.
- Ratusan Emak-emak Antusias Ikuti Workshop Yang Digelar Hartoyo
- Mendagri Harus Beri Teguran Keras Ke Lukas Enembe
- Gatot Nurmantyo Ditawari Masuk Timses Salah Satu Paslon
Kasusnya sama persis di tahun 2014, di mana barisan kelompok pro Joko Widodo akhirnya bisa meluluhkan kelompok yang memberi dukungan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden.
Begitu analisa Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi kisruh Celeng vs Banteng di tubuh PDIP.
Menurutnya, secara umum PDIP kelompok celeng yang menjadi pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai presiden berhasil mencitrakan diri sebagai “Wong Cilik” yang bertarung melawan “Wong Sugih”.
"Uniknya justru personifikasi Celeng lebih menggambarkan “wong cilik” vs “wong sugih” atau elit di PDIP," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/10).
Satyo Purwanto mengingatkan bahwa polemik ini akan semakin membesar ke depan jika pimpinan elite PDIP gagal mengelola konflik.
Apalagi, peristiwa serupa pernah terjadi menjelang gelaran Pilpres 2014, di mana pada saat itu di basis konstituen PDIP muncul entitas pro Jokowi, yang tidak diharapkan oleh struktural PDIP.
Namun demikian, entitas tersebut kemudian menguat dan mengalahkan kekuatan status quo yang tetap menginginkan Megawati kembali menjadi capres.
“Hasilnya sama-sama sudah kita ikuti akhirnya Jokowi menang dan mengulang hingga periode kedua," pungkas Satyo.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ribuan Kader Gerindra Bojonegoro Hadiri Kampanye Akbar Di Sidoarjo, Budiono Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
- Bantuan Aksi Sosial Ganti Karangan Bunga Segera Disalurkan, Wali Kota Eri: Dari Warga untuk Warga
- Forum Pesantren Desa Dukung Duet Anies-AHY Di Pilpres 2024