Bawaslu Ajak Komunitas Transgender Ciptakan Pemilu Aman

Lima hari menjelang pelaksnaan pencoblosan Pilpres dan Pileg 2019, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Kota Kediri Jawa Timur mengajak kaum emak emak dan komunitas transgender untuk ikut berperan aktif berpartisipasi membantu melakukan pengawasan jalannya Pemilhan Umum.


Bawaslu menilai pada tahun sebelumnya, komunitas transgender memilki sifat sedikit apatis atau cenderung cuek terhadap jalanya pelaksanaan Pemilihan umum.

"Karena selama ini, pantaun kita di tahun tahun sebelumnya khususnya transgender itu sedikit apatis. Jadi kehadiran mereka di TPS pada tahun tahun sebelumnya masih kurang, sangat sedikit sekali mereka cenderung cuek. Maka dengan kita perhatikan sekarang ini, kita hadirkan menjelang masa pemilu maka harapanya partisipasi mereka juga aktif," harap Mansyur dikutip Kantor Berita , Jumat (12/4).
 
Selain diminta untuk berperan aktif mengajak masyarakat agar mau datang ke TPS (tempat pemungutan suara), ia juga menginginkan mereka untuk ikut membantu peran Bawaslu untuk melakukan pengawasan di masa tenang Pemilu.

"Kita minta mereka mengawasi, masa tenang jangan sampai ada, pelanggaran pelanggaran Pemilu atau pelanggaran kampanye," saran Mansyur. 

Tahun sebelumnya, Bawaslu memperkirakan partisipasi transgender yang ikut datang mencoblos jika diprosentasekan sekitar 10 persen. Maka dari itu, ia sengaja mengundang dan menghadirkan para tokoh kaum transgender agar partisipasi dalam pemilu tahun ini lebih tinggi.

"Kita hadirkan mereka dan tokoh tokohnya agar bisa partisipasinya lebih tinggi seperti itu," ungkapnya.

Terpisah ketua Perwaka Kediri Raya  Ike Agus Rusalan menjelaskan pihaknya datang mengikuti kegiatan sosialisasi karena mendapat undangan dari Bawaslu Kota Kediri.

Diakuinya kaum waria yang tergabung dalam Perwaka memang tidak sepenuhnya mengetahui secara persis tentang tata cara Pemilihan Umum.

"Sama Bawaslu kita diundang untuk bekerjasama mensosialisasikan terhadap komunitas waria mengenai tata cara pencoblosan yang benar," terangnya.

Ia menambahkan setelah acara selesai, nantinya hasil pertemuanya dengan Bawaslu Kota Kediri akan dishare kepada anggota Perwaka lainnya. Transgender yang datang mengikuti kegiatan sosialisasi diperkirakan berjumlah 35 orang.

Setelah acara selesai, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan ikrar yakni menolak segela bentuk kegiatan praktek money politik, menolak segela bentuk berita bohong atau hoax, menolak isu sara serta mengajak menciptakan pemilu aman dan kondusif.[aji] ‎
 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news