Modus curi-curi kampanye ketika momen Idul Adha ditemukan sporadis oleh Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), bukan hanya kejadian sapi kurban pedangdut Dewi Persik.
- Rendahnya Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak 2024, Komisi II DPR Panggil KPU, Bawaslu, dan DKPP
- Bawaslu Mangkir Dari Panggilan Pansus Pilkada DPRD Jember
- Respon Ali Fauzi Pasca Paslon Madiun Dilaporkan ke Bawaslu Dugaan Politik Uang Pengajian KH Anwar Zahid
Sekretaris Jenderal (Sekjen) KIPP Kaka Suminta mengatakan, para pengawas partisipatif di banyak daerah menemukan hal serupa yang terjadi pada Dewi Persik.
“Yang kita perhatikan sporadis terjadi. Yang di Jaksel itu kemudian ada artis (DewiPersik) makanya viral itu,” ujar Kaka melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (30/6).
Menurutnya, yang menjadi persoalan dalam kejadian kurban sapi Dewi Persik bukan soal tudingan mantan istri pedangdut Saiful Jamil itu ke Ketua RT yang meminta Rp 100 juta.
Tetapi, dia memandang pengakuan Dewi Persik yang mendapat sapi kurban dari relawan bernama Sahabat Ganjar, adalah bentuk kampanye colongan yang disembunyikan ke sosok masyarakat sipil.
“Saya kira perlu didalami. Dalam hal ini kan petugas pengawas Bawaslu sudah sampai desa. Kalau kami itu melihat sporadis terjadi,” ungkap Kaka.
“Misalnya DPC dan Capres itu ada yang bundling (bergabung), Yang muncul di sini sahabat Ganjar,” sambungnya.
Maka dari itu, Kaka memastikan KIPP tengah mengumpulkan bukti mengenai modus kampanye colongan di momen Idul Adha kemarin.
“Partai pun melakukan hal yang sama, tapi bentuknya berbeda-beda. Tapi kami belum mendapat laporan yang menggunakan lambang, meski ada indikasinya,” demikian Kaka menambahkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rendahnya Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak 2024, Komisi II DPR Panggil KPU, Bawaslu, dan DKPP
- Bawaslu Mangkir Dari Panggilan Pansus Pilkada DPRD Jember
- Respon Ali Fauzi Pasca Paslon Madiun Dilaporkan ke Bawaslu Dugaan Politik Uang Pengajian KH Anwar Zahid