Belasan Warga Lamongan Terkonfirmasi Covid-19 dari Klaster Mudik

Ilustrasi / RMOL
Ilustrasi / RMOL

Belasan warga Lamongan terkonfirmasi Covid 19 dengan klaster mudik lebaran.


Sebanyak 16 warga Desa Bulumargi, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan dinyatakan positif Covid-19 setelah mengikuti tes swab antigen yang digelar oleh tim gugus tugas kabupaten Lamongan di rumah sakit. 

Dari 16 orang tersebut satu diantaranya telah meninggal dunia.

Menurut Camat Babat Mulkan, 16 orang tersebut merupakan para pedagang makanan yang setiap harinya berjualan di beberapa kabupaten di Pulau Madura. Mereka sengaja pulang ke kampung halamannya di Lamongan untuk merayakan lebaran usai Hari Raya Idul Fitri.

"Sebab  pada saat Hari Raya idul Fitri kemarin mereka ini tidak bisa pulang karena ada larangan mudik, sehingga setelah ada kelonggaran mudik mereka manfaatkan waktu itu untuk pulang ke Lamongan," kata Mulkan kepada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (13/6)

Selain ingin merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halamannya, mereka para pekerja ini juga diduga takut dengan lonjakan kasus COVID-19 yang tengah terjadi di Madura. Sehingga total ada 61 warga setempat yang pulang ke Lamongan.

"Sebenarnya ada 61 orang yang baru saja pulang dari Madura, 61 orang ini kita bagi menjadi tiga gelombang untuk kita lakukan tes swab antigen dan hasilnya diketahui ada 16 yang positif COVID-19," katanya.

Bahkan, lanjut Mulkan, saat pulang ke kampung halamannya di Lamongan mereka menempuh perjalanan melalui jalur laut. Hal ini sengaja mereka lakukan untuk menghindari pemeriksaan petugas yang sedang berjaga di Jembatan Suramadu.

"Mereka ini tidak lewat jembatan penyeberangan Suramadu melainkan lewat laut. Ya tujuannya agar terhindar dari razia petugas mas, kan kita bisa lihat sendiri lonjakan kasus di Madura saat ini seperti apa," jelasnya.

Agar lonjakan kasus COVID-19 di Bulumargi tidak sampai meluas. Maka pemerintah kecamatan dan desa juga sudah melakukan karantina wilayah. Warga yang ingin beraktivitas juga telah dibatasi.

"Karena ini hanya terjadi di Dusun Kemlagi jadi masyarakat setempat saja yang kita batasi dan kita minta untuk karantina wilayah karena kita tidak ingin kasus ini meluas ke desa lainnya dan memang saya lihat masyarakat setempat banyak yang merantau ke sana mereka berjualan penyet, bakso dan lainnya," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news