Pembentukan tim inti pemenangan Golkar dan PKB yang diinisiasi kedua partai saat melakukan halal bihalal memiliki dua makna politik.
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Fraksi Golkar DPRD Jatim Siap Kawal Periode Kedua Khofifah-Emil, Fokus pada Ketahanan Pangan
Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, makna pertama, terbentuknya Tim Pemenangan menyiratkan Golkar dan PKB akan berkoalisi. Dua partai ini bila berkoalisi sudah memenuhi PT 20 persen.
"Kalau dua partai itu berkoalisi, maka Gerindra tidak memenuhi PT 20 persen. Gerindra harus mencari partai lain untuk berkoalisi agar dapat mengusung Prabowo," demikian kata Jamiluddin melansir Kantor Berita Politik RMOL.
Analisa Jamiluddin, meskipun peluang koalisi terbuka, namun dilihat dari capres dan cawapres yang akan diusung terlihat tidak kompetitif.
Bagi Jamiluddin, Airlangga Hartarto dari Golkar dan Muhaimin Iskandar dari PKB, tidak cukup kuat untuk berhadapan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Makna kedua, terbentuknya tim pemenangan itu menyiratkan Golkar akan bergabung ke KKIR atau cikal bakal terbentuknya Koalisi Besar. Koalisi ini kemungkinan akan mengusung Prabowo dan Airlangga.
Selain itu, tambah Jamiluddin, koalisi tersebut diduga akan diisi juga PAN. Artinya akan ada 3 pasang capres yang bertarung di PIlpres 2024 mendatang.
"Dengan begitu, KKIR atau Koalisi Besar akan dihuni Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN," jelas Jamiluddin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Fraksi Golkar DPRD Jatim Siap Kawal Periode Kedua Khofifah-Emil, Fokus pada Ketahanan Pangan