Persoalan kasus gagal bayar polis yang dialami asuransi plat merah, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) turut menjadi sorotan tajam Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj.
- Digoda PDIP, Pasangan Khofifah-Emil Dardak Tak Tergantikan di Pilgub Jatim
- Keputusan Jokowi Pilih Andika Perkasa Pasti Sudah Dipikir Masak-masak
- Relawan Berkumpul di Blora, Pastikan 2024 Tegak Lurus Kawal Jokowi
Dalam peringatan harlah ke-94 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (31/1), KH Said menyebut kasus Jiwasraya hingga Bumiputera menjadi cerminan bobroknya pengelolaan asuransi di tanah air.
"Kasus gagal bayar beberapa perusahaan asuransi seperti Jiwasraya, Bumiputera, dan Asabri membuka pengetahuan kita bahwa betapa buruknya pengelolaan industri asuransi di Indonesia," kata KH Said Aqil.
Terlebih kasus tersebut diduga terjadi karena lemahnya prinsip kehati-hatian hingga pembelian saham gorengan.
"Kesalahan penempatan investasi hingga rekayasa saham overprice merupakan satu di antara sekian kezaliman ekonomi yang tidak boleh terjadi," jelasnya.
"Nahdlatul Ulama berharap kondisi ini tidak sampai mengarah pada distrust masyarakat pada industri asuransi," lanjut KH Said.
Hal lain yang disinggung saat harlah NU adalah soal kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang dinilai memberatkan masyarakat, hingga wacana pembatasan subsidi LPG 3 kg di tengah himpitan ekonomi.
"Kenaikan iuran BPJS kelas III, wacana pembatasan subsidi gas LPG tiga kilogram, dan rencana impor garam besar-besaran. Terus terang hal ini menjadi keresahan masyarakat. Pemerintah perlu lebih signifikan hadir di tengah kegelisahan masyarakat di bidang perekonomian itu," tutupnya, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Komite III DPD RI Apresiasi Penanganan Kasus Kekerasan Seksual Gus Cabul Jombang
- Bagi PKS, Tudingan Giring PSI Tak Membuat Anies Tumbang
- 60 Cakada Demokrat Siap Berlaga di Pilkada 2024