Pro kontra keberadaan bilik sterilisasi atau bilik disinfeksi di berbagai tempat di Surabaya terus bergulir.
- Gebyar Peringatan Hari Anak Nasional 2022 di Surabaya Hadirkan Beragam Agenda Menarik, Begini Rinciannya
- Satgas Covid-19 Kota Kediri Belum Berencana Kurangi Kapasitas Tempat Tidur Pasien Meski Sudah Masuk PPKM Level 1
- Pemenang Sayembara Logo Hari Jadi ke-77 Provinsi Jatim Diumumkan, Gubernur Khofifah: Terima Kasih Seluruh Peserta, Selamat Para Juara
Kali ini juga disuarakan Anggota DPRD Surabaya, Ahmad Suyanto. Politisi asal Partai Keadilan Sejahtera ini meminta Pemkot Surabaya segera melakukan kajian ulang atau mendiskusi kepada para ahli sebelum mengeluarkan keputusannya.
“Sekarang kita ini sebelum memberi kebijakan harus punya rujukan. Rujukan itu harus yang ahli dan memang di dunianya, gitu lo. Oleh karena itu apakah bilik ini dinyatakan aman atau tidak, tanyakan ke ahlinya,” jelas Ahmad Suyanto dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (6/4).
Namun ketika disinggung bila bilik disinfeksi yang bertengger di depan pintu masuk gedung DPRD Surabaya itu jarang digunakan.
Politisi berdarah Madura ini malah mengatakan bila masyarakat malah ketakutan adanya cairan didalam bilik itu yang diklaim dapat menurunkan jumlah bakteri virus dan tidak membahayakan kesehatan.
“Kenapa jarang digunakan? Berarti ada sesuatu, manusianya tidak mau pakai ini (bilik sterilisasi). Oreng-Oreng takok nganggui riyah (orang-orang takut pakai ini),” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Angin Kencang Terjang 6 Kecamatan di Jember, Pepohonan Tumbang, Belasan Gudang Tembakau Ambruk
- Beri Ide Susur Sungai di Wisata Mangrove, Bacaleg Dapil 3 Surabaya Berharap Ada Manfaat Ekonomi Bagi Warga
- Penjagaan Objek Wisata Situbondo Diperketat