Kondisi beberapa daerah Kota/Kabupaten di Jatim termasuk Surabaya masuk ke zona oranye dari zona merah, diminta anggota DPRD Jatim Agatha Retnosari agar pemerintah dan masyarakat luas untuk tetap berhati-hati jika akan dilakukan pelonggaran mobilitas manusia.
- Terbitkan Maklumat, PB IDI Minta Seluruh Dokter Berpartisipasi Dalam Vaksinasi Covid-19
- Di Hari Preeklampsia Sedunia, Gubernur Khofifah Imbau Ibu Hamil Rajin Periksa Kehamilan untuk Turunkan AKI
- Kasus Covid Di Tiongkok Tinggal 300, Indonesia Jalin Kerjasama Soal Vaksin
"Prinsipnya bagaimana secara bersama-sama kita bisa menjaga agar timbulan kasus baru tidak melonjak saat mobilitas pergerakan manusia diperlonggar," ujar Agatha, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, disela melakukan edukasi, penyemprotan disinfektan dan pembagian masker, blusukan ke beberapa kampung yang ada di Kota Surabaya, bersama relawan inti Surabaya, Senin (23/08).
Menurut Agatha, hal ini menjadi penting agar ekonomi rakyat khususnya ekonomi rakyat kecil masih bisa terus bergerak. Sehingga prokes harus disiplin diterapkan oleh masyarakat. Pemakaian masker, cuci tangan atau hand sanitizer, juga jaga jarak.
“Selama ini kasus bisa berhasil ditekan saat mobilitas manusia ditekan. Nah, sekarang harus naik kelas, bagaimana caranya mobilitas manusia diperlonggar pelan-pelan tapi timbulan kasus baru juga bisa ditekan?" ungkapnya.
"Maka selain terus menggencarkan vaksinasi, harus dibarengi dengan penegakan disiplin masker dobel dipakai dengan benar. Sambil memantau timbulan kasus baru. Semoga HERD imunity bisa segera dicapai. Dan kita bisa keluar dari krisis pendemi bersama," lanjutnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini, juga meminta para pedagang yang ada juga harus sadar, jika mereka di pasar-pasar dan pusat keramaian lainnya rawan menulari dan tertulari. Untuk itu prokes harus menjadi kebiasaaan yang harus di lakukan.
"Jika mereka tidak prokes, kuatir timbulan kasus akan naik lagi, otomatis pedagang juga yang susah, omset turun lagi karena ada pembatasan mobilitas manusia kembali. Karenanya mari kita benahi di hulunya. Prokes, rajin pakai masker dengan benar dan disiplin, agar kita semua tetap bisa mengais rejeki bersama," pintanya.
Di sisi lain wanita yang berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Surabaya ini mengapresiasi pemerintah yang tanggap dan siap dengan Worst Scenario jika saat pemberhentian PPKM diambil dan mobilitas manusia dibuka ternyata timbulan kasus melonjak lagi.
Seperti pemkot dan pemkab yang sudah menambah RS Darurat bahkan tempat isoter, juga para pihak seperti SIER di Surabaya yang sudah siap dengan rumah oksigennya.
"Meski kasus sudah melandai pemerintah tetap siaga dan waspada agar mampu menghadapi lonjakan kasus. Dan akan lebih baik jika lonjakan kasus bisa diantisipasi dengan perbanyak vaksin dan khususnya disiplin masker, terutama di semua ruang publik dan pusat keramaian masyarakat," jelasnya.
Dalam acara blusukan ke kampung-kampung Surabaya ini, Agatha yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini juga melakukan dialog dengan para pedagang klontong, sayur mayur yang ada di perkampungan.
Bahkan anggota Komisi B DPRD Surabaya ini juga memborong ayam dan sayur mayur para pedagang, untuk dibagikan kembali kepada masyarakat sekitar.
“Kasihan sudah menjelang siang, sayur mayurnya mulai layu. Hitung-hitung membantu melariskan dagangan mereka sekaligus bisa membantu kawan-kawan dan warga sekitar yang sekiranya membutuhkan asupan sehat.” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Cepat Menyebar, Varian Delta Sudah Ada Di 104 Negara
- Indonesia Harus Lalui Tiga Fase Agar Bebas Dari Pandemi Dalam Setahun
- Cegah Stunting, Surabaya Dirikan Sekolah Orang Tua Hebat