Kritik pembangunan patung Bung Karno di depan Pendopo Kabupaten Blitar, di Kecamatan Kanigoro terus berlanjut. Pendirian patung yang menghabiskan anggaran Rp 1,4 miliar ini dinilai tidak berpihak pada rakyat.
- Masuk Finalis Tiga Besar Dunia, Habib Hadi Ajak Masyarakat Kampanyekan "We Love Probolinggo"
- Nobar Piala Asia U-23 di Gelora 10 November, Satpol PP Surabaya Kerahkan 427 Personel
- Hari Jadi Provinsi Jatim ke-76, Wali Kota Eri Dapat Penghargaan Jer Basuki Mowo Beya Emas
Trijanto menilai anggaran Rp 1,4 miliar ini merupakan proyek kejar tayang dan untuk memenuhi kebutuhan segelintir orang. Ia meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit pembangunan patung Bung Karno.
"Bukanya sudah terlalu banyak patung Bung Karno di Blitar, ini membuat patung lagi dengan anggaran yang besar, sedang para guru honorer masih digaji dibawa UMK," ujarnya.
KRPK akan melaporkan dugaan mark up pembangunan patung Bung Karno ini pada pihak penegak hukum. "Tentu akan KRPK laporkan jika hasil audit BPK pendirian patung ini merugikan negara," tegasnya.
Patung Bung Karno didirikan Pemkab Blitar pada Oktober lalu. Patung ini untuk penegasan bahwa Kecamatan Kanigoro merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Blitar. Patung ini menghabiskan anggaran Rp 1,4 miliar dan Rp 200 juta untuk pembangunan bantalan patung ini didirikan, sehingga total anggaran Rp 1,6 miliar.[moc/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Eks Lahan Kampung 1001 Malam Akan Dibuat Bozem oleh BBWS Brantas
- Sinkronisasi Satu Data Indonesia Melalui SPBE
- Gubernur Jatim Lantik Bupati-Wabup Tuban