BRI Asal Tempel Stiker Permalukan Nasabah di Magetan

Ny Wulan, warga Kecamatan/Kabupaten Magetan menunjukan stiker yang dipasang debt colecctor BRI di rumah orangtuanya yang bukan debitur BRI/RMOLJatim
Ny Wulan, warga Kecamatan/Kabupaten Magetan menunjukan stiker yang dipasang debt colecctor BRI di rumah orangtuanya yang bukan debitur BRI/RMOLJatim

Dodiek warga Kecamatan/Kabupaten Magetan, karena nunggak angsuran kredit BRI, rumah orangtuanya dipasangi stiker jumbo PENUNGGAK ANGSURAN. Padahal rumah itu bukan barang jaminan dan rumah itu milik orangtuanya, bukan nasabah BRI yang ditempati beberapa keluarga.


"Setiap hari rumah kami didatangi lima orang, minimal dua orang, dan tidak mempedulikan waktu, siang atau malam. Membuat ibu yang sepuh jatuh sakit ketakutan," kata Dodiek, seorang mekanik ini kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (3/7).

Rumah milik orangtua Dodiek yang ditempati bersama beberapa keluarga, begitu saja ditempeli stiker jumbo, berwarna mencolok dengan tulisan besar-besar, dengan bunyi, 'NASABAH INI MENUNGGAK ANGSURAN BRI', sehingga menjadi perhatian tetangganya.

"Papan BRI itu menjadi aib, sehingga sakit ibu saya yang awalnya ketakutan ulah debt colecctor, kini sakitnya tambah akut tidak mau bangun. Padahal yang menjadi jaminan di BRI BPKB motor matik, bukan sertifikat tanah dan rumah," ujar Dodiek.

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) PATRIOT Kabupaten Magetan, bingung menyikapi pengaduan nasabah BRI, mau diteruskan kemana. Karena sudah beberapa kali kasus BRI versus nasabah dilaporkan ke lembaga terkait tidak pernah ada tanggapan serius.

"Dugaan kuat, BRI sudah menyimpang dari visi dan misi-nya. BRI didirikan untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat. Tapi sekarang ini faktanya sudah seperti lintah darat," kata direktur LPKSM PATRIOT Magetan, Noorman Susanto kepada Kantor Berita RMol.Jatim, Rabu  (3/7).

Menurut Noorman, jargon BRI sebagai lembaga inklusi keuangan rakyat dengan memberikan akses perbankan yang mudah, aman, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia, itu sudah tidak dilakukannya.

"Mestinya privasi nasabah itu dijaga. Karena membuka privasi nasabah itu pidana. Yang jelas komitmen BRI sebagai lembaga inklusi keuangan rakyat, konsensi," kata Noorman Susanto.

Dasawarsa lalu, lanjut Noorman, BRI dikenal sahabat PNS, TNI/Polri, usaha menengah, kecil, mikro (UMKM), dan pensiunan. Tapi sekarang, BRI sudah bukan lagi sahabat rakyat, malah kebanyakkan debitur (penerima pinjaman) mayoritas rakyat menengah kebawah ini, seperti jadi korban rentenir.

"Sekarang BRI sepertinya sekarang sudah mengubah kebijakan Top Up (pelunasan awal kredit), sama dengan hitungan lintah darat, debitur harus membayar pokok hutang plus seluruh bunga," katanya.

Sampai saat ini yang jadi korban teror debt colecctor "rebtenir" BRI yang mengadu ke LPKSM PATRIOT Magetan ada empat orang, tiga dari debitur wilayah Kawedanan dan seorang dari wilayah kota.

Pimpinan BRI Cabang Magetan Anton Sutisna Sumantri belum berhasil dikonfirmasi, sedang bagian Kehumasan di BRI Cabang Magetan belum ada

ikuti terus update berita rmoljatim di google news