Peluru karet terpaksa ditembakkan polisi Thailand untuk membubarkan aksi protes ratusan warga terhadap penyelenggaraan KTT APEC pada Jumat (18/11).
- Meski Terpecah Soal Perang Rusia-Ukraina, KTT APEC di Thailand Berhasil Sepakati Deklarasi Bersama
- Menko Airlangga: Anggota APEC Harus Mengatasi Berbagai Tantangan Global
Salah seorang pejabat polisi yang bertanggung jawab atas gugus tugas keamanan, Ashyan Kraithong mengatakan sekitar 350 pengunjuk rasa berkumpul dan bentrok dengan polisi, hanya 10 km dari tempat pertemuan para pemimpin APEC.
Ashyan menyebut pihak keamanan telah menangkap 10 pengunjuk rasa yang diklaim telah melakukan kekerasan selama protes yang menyebabkan lima petugas polisi terluka.
"Para pengunjuk rasa melanggar hukum, secara fisik menyerang petugas polisi," kata Ashyan seperti dimuat The Straits Times.
Sementara itu, aktivis pemuda Patsaravalee 'Mind' Tanakitvibulpon, mengungkapkan jika demonstrasi massa dilakukan orang-orang untuk memprotes KTT APEC dan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha.
Namun, dalam penyelenggaraanya, para aktivis mengklaim polisi telah bertindak berlebihan dengan menembakkan peluru karet kepada mereka.
"Polisi bertindak berlebihan. Mereka menggunakan peluru karet pada kami dan mencoba menghentikan kami berkali-kali,” ujar salah satu pendemo.
Melalui unggahan video yang virsl di media sosial, terlihat jika pengunjuk rasa mencoba membalikkan mobil polisi, melemparkan proyektil dan menyerang polisi.
Sementara petugas anti huru hara maju ke arah mereka dengan perisai dan memukul mundur para pengunjuk rasa dengan pentungan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang