Hanya beberapa jam setelah Ukraina mengklaim telah meluncurkan serangan dan memberikan kerusakan signifikan dengan rudal, kapal penjelajah Rusia 'Moskva' akhirnya tenggelam di Laut Hitam pada Kamis (14/4) waktu setempat.
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Rusia Berpeluang Dirikan Kampus Nuklir di Indonesia
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa kapal asih stabil dan menyangkal kerusakan terjadi akibat serangan rudal Ukraina, melainkan terjadi kebakaran di kapal yang menyebabkan beberapa amunisi meledak.
“Selama penarikan kapal penjelajah Moskow ke pelabuhan tujuan, kapal kehilangan stabilitasnya karena kerusakan pada lambung yang disebabkan adanya kebakaran dari peledakan amunisi. Dalam kondisi laut badai, kapal itu akhirnya tenggelam,” kata Kemenhan melalui TASS.
Di hari yang sama, dilaporkan bahwa setelah kerusakan di Moskow dikonfirmasi, kapal-kapal Rusia lainnya di daerah itu dipindahkan lebih jauh dari pantai. Sebelumnya juga dilaporkan bahwa setidaknya 500 pelaut telah dievakuasi ke kapal Rusia lainnya di daerah itu setelah kebakaran dan ledakan terjadi.
Moskva adalah kapal utama armada Laut Hitam Rusia dan memulai misi berlayar untuk Angkatan Laut Soviet pada 1983 dengan nama Slava, atau 'Glory', sebelum namanya diubah pada 1995.
Video yang dibagikan oleh pejabat Ukraina Kamis pagi Waktu Bagian Timur menunjukkan ledakan di kejauhan dalam kegelapan, yang mereka duga adalah serangan Moskva dengan rudal jelajah Neptunus Ukraina.
The Kiev Independent mengutip sebuah laporan dari Forbes Ukraina yang memperkirakan Moskow kehilangan sekitar 750 juta dolar AS. Ini merupakan kerugian perang terbesar bagi Rusia, yang telah kehilangan beberapa pesawat dan kendaraan lainnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ukraina Bikin Perangko Bergambar Presiden Prabowo Subianto
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel