Forum Lintas Agama dan Organisasi Mayarakat dan juga Kepemudaan di Kabupaten Jombang menggelar sarasehan budaya dan kreatifitas pada Expo Bulan Gus Dur di alun-alun kota setempat.
- HPI Bukit Lawang Sambut Baik Rencana Pemerintah Buka Kembali Objek Wisata
- Terpukau Keindahan Bunga Tabebuya di Jombang, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Nikmati Suasana Jalan ala Negeri Sakura
- Wali Kota Eri Sulap Kolam Renang Jambangan Menjadi Wisata Alam Keluarga
Tampil sebagai host, Ukil Kentroenk dan Tepoz Uye, komedian Jombang yang kerap mengisi beberapa acara di TV dan Event budaya di Jawa Timur.
Ratusan penonton dari semua kalangan baik santri, masyarakat umum hingga warga negara asing memenuhi lapangan alun-alun Jombang saat penayangan film "Sakinah" yang notabene merupakan karya anak pesantren yang penuh dengan sejarah, santri Pondok Pesantren Tebuireng.
Film yang merupakan produksi kedua dari Maksi, setelah dirilisnya film pertama yang berjudul Binar ini, dibintangi oleh elemen-elemen keluarga Pesantren Tebuireng sendiri, baik dari kalangan santri, mahasiswa, pengurus, alumni dan penggemar lainnya.
Menurut Hafis Muaddab selaku penanggung jawab pemutaran film di Expo Bulan Gus Dur menyampaikan, bahwa film "Sakinah" karya sutradara Ali Mustajib ini sengaja dipilih untuk mengedukasi penonton mengenai bagaimana mewujudkan keluarga yang sakinah.
"Seiring fenomena makin tidak terkontrolnya kasus perceraian belakangan ini yang melanda rumah tangga muda, dimana hingga maret tahun 2019 ada sebanyak 121 ribu kasus perceraian," beber Hafiz kepada Kantor Berita , Jumat (27/12).
Lebih lanjut, Direktur Tebuireng Institute yang kini juga menjabat sekretaris PC GP Ansor Jombang menambahkan sebenarnya target dari acara ini adalah pelajar atau kalangan pemuda. Sebab selain fenomena perceraian yang tinggi kasus pernikahan diusia dini cukup tinggi di kabupaten Jombang.
"Alhamdulillah, dalam acara tadi malam banyak pelajar Jombang yang ikut hadir menonton film ini di alun-alun," imbuhnya.
Kemudian, Hafiz menjelaskan bahwa Expo Bulan Gus Dur itu merupakan cara kami memberikan penghormatan kepada jasa besar KH. Abdurrahman Wahid dan keluarga besar pondok pesantren bagi pluralisme dan keBhinekaan. Sehingga meski dalam rangkaian kegiatan hiburan rakyat selama 7 hari adalah kegiatan kreasi budaya.
Lebih lanjut Hafiz menambahkan bahwa melalui pemutaran film ini bagian dari memberikan edukasi pada masyarakat Jombang dan kesan kreatifitas anak muda dimunculkan sebagai menu acara expo bulan Gus Dur. Sehingga bisa mewarisi pencapaian Gus Dur dan dapat menginspirasi anak muda Jombang meneladani apa yang dilakukan beliau.
Pada sesi bedah film turut hadir Sutradara Ali Mustajib, Script Supervisor Abror Rosyodin, Bagus dari Komunitas Berbagi Seni Jombang dan Irkham Ketua PMII Jombang. Kesemuanya menyampaikan bahwa lembaga pondok pesantren di Jombang dan lulusannya hari ini tidak kalah kreatif dengan lulusan umum.
Hafiz juga mengajak masyarakat Jombang yang belum hadir dalam expo haul Gus Dur di alun-alun Jombang untuk bisa hadir. Sebab nanti malam ada agenda Pentas Musik, Keroncong dan Puisi dari Komunitas Berbagai Seni yang ada di Kabupaten Jombang.
"Untuk lusa esok, pada hari sabtu ditutup dengan Sholawat Rijalul Ansor bersama komunitas pecinta sholawat Syeikhermania Jombang," pungkasnya.[obi/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pertama Kali, Burni Telong Festival Digelar Virtual
- Semarang Bakal Miliki Ikon Wisata Baru
- Pasca Pandemi, DLHKP Kota Kediri Buka Jam Kunjung Taman Normal Kembali