Bupati Hendy: Sampah Bisa Menjadi Harta Karun 

Dialog publik dengan tema "Ada Rupiah Di Balik Sampah" yang digelar PWI Jember/RMOLJatim
Dialog publik dengan tema "Ada Rupiah Di Balik Sampah" yang digelar PWI Jember/RMOLJatim

Bupati Jember, H. Hendy Siswanto berharap pers dan pemerintah saling mensupport dan harus sama-sama bekerja secara profesional. Ibarat dia sisi mata uang, yang tak terpisahkan dan saling membutuhkan. Keduanya tidak boleh bersinggungan, bahkan mengkritisi sesuatu itu penting, namun  memberikan solusi jauh lebih penting.


Demikian ditegaskan Bupati Hendy saat dialog publik dengan tema "Ada Rupiah Di Balik Sampah" yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Pemkab Jember di pendopo Wahyawibawa Graha Jember, Kamis (9/2). 

Acara yang digelar bertepatan dengan Hari Pers Nasional (HPN) ke-77 pada 9 Februari juga menghadirkan narasumber Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Satib, Pemkab Jember, dan kalangan akademisi yakni Ciplis Gema Qori'ah, dan Tri Ratnasari, S. 

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Hendy menyampaikan selamat ulang tahun ke-77 kepada seluruh para jurnalis khususnya di Kabupaten Jember. 

Dia menjelaskan bahwa peranan media massa atau pers menjadi penting untuk menyebarkan informasi kepada khalayak. Apalagi permasalahan lingkungan saat ini menjadi concern dari berbagai macam pihak, karena hal ini berkaitan dengan eksistensi manusia yang hidup di bumi. Peran pers yang sangat luar biasa dan menjadi sangat penting menjadi ruang potret khususnya di Kabupaten Jember.

"Kami berharap berita yang disajikan semakin akuntabel, seimbang, transparan, dan mengedukasi masyarakat," ucap Bupati Hendy dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

"Kami tentunya perlu dukungan bagaimana mewujudkan masyarakat Jember sejahtera," sambungnya.

Bupati Hendy juga mengaku senang, karena  HPN kali ini dikemas dengan dialog publik mengetengahkan tema  "Ada Rupiah Di Balik Sampah".

Menurut Bupati Hendy, persoalan sampah, bisa dilihat dari 2 sisi, tergantung dari sisi mana memandangnya. 

"Pertama sampah bisa dipandang membawa persoalan lingkungan, penyebab banjir, juga betul. Yang kedua sampah bisa dipandang sebagai harta karun, juga betul," katanya.

Sebab, jika dipandang persoalan lingkungan, sampah harus dibuang, maka Jember akan kekurangan banyak tempat. Sebab, masih ada 7 kecamatan di kabupaten Jember yang belum memiliki TPA (Tempat Pembuangan akhir).

"Namun untuk persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab masyarakat, selaku produsen sampah. Namun Pemkab juga wajib hadir, untuk mengatur persoalan sampah," katanya.

Karena itu, Pemkab Jember berupaya menyelesaikan permasalahan sampah, tentunya perlu kolaborasi. Yakni salah satunya membuat Perda tentang sampah. 

Di sisi lain, sampah membawa manfaat ekonomi pada lain pihak. Sampah-sampah dipilah-pilah dengan inovasinya menjadi barang bernilai ekonomi, seperti kerajinan hingga menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak).

Karena itu, Bupati berharap ada edukasi sejak dini, mulai dari lingkup siswa sekolah dengan memisahkan sampah dan dikumpulkan oleh sekolah. 

"Ini jadi rupiah dan mempraktikkan merdeka belajar dengan praktik secara langsung. Kami juga ada sebanyak 86 Bank Sampah yang bisa diberdayakan oleh masyarakat Jember," terangnya.

Sementara Anggota Komisi D, DPRD Provinsi Jawa Timur, Satip mengapresiasi upaya Bupati Jember dalam penanganan persoalan sampah. 

"Apalagi Pemkab Jember sudah memiliki Perda sampah. Pasalnya sampai saat ini masih banyak Kabupaten belum memiliki perda tentang pengelolaan sampah," katanya.

Satip memandang bukan ada rupiah di balik sampah, tapi ada emas di balik sampah. Sebagai warga Jember, Satip memiliki keinginan, yang sama dengan Bupati Jember.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news