Setelah dari kawasan kota Jember, Calon Bupati (Cabup) petahana, Hendy Siswanto terus bergerak tak mengenal lelah bersilaturahmi dan blusukan ke beberapa tokoh di wilayah Jember selatan. Diantaranya Sejumlah desa di kecamatan Jombang, Semboro, Puger untuk menyerap aspirasi, Sabtu (12 Oktober 2024).
- Buntut Ucapan Anies Antitesa Jokowi, Surya Paloh Nonaktifkan Zulfan Lindan dari Nasdem
- Meski Gedung Kejagung Terbakar, Jangan Berhenti Usut Kasus Jaksa Pinangki
- Ini Harapan Sekjen Gerindra untuk Ketum PBNU yang Baru
"Total sekitar 7 titik yang kami kunjungi, untuk bertemu dan mendengarkan curhatan dari warga," ucap Hendy Siswanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (12/10).
"Alhamdulillah saya disambut baik, tadi banyak aspirasi dari masyarakat, mulai dari persoalan jalan, ada juga UMKM dan guru ngaji," sambungnya.
Dijelaskan Hendy, ada beberapa persoalan yang disampaikan oleh warga tentunya akan menjadi catatan untuk segera mengambil langkah agar masalah bisa teratasi. Pihaknya akan menampung semua aspirasi, kemudian memberikan solusinya.
"Salah satu contohnya jalan rusak, karena memang itu tanah milik pengairan dan PG Semboro, jadi saya minta warga bersurat, nanti kami yang bantu, kan setelah kampanye saya kembali menjabat Bupati jadi akan kami selesaikan itu," tegas dia.
Selain itu, kegiatan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah) juga tak luput dari sorotannya. Hendy mengaku bangga di sebuah desa ada kerajinan anyaman bambu yang kualitasnya tidak kalah dengan yang ada di kota.
Seperti kerajinan anyaman bambu untuk wadah nasi dan banyak lagi.
"Mereka ini harus dibantu, seperti untuk urusan izin dan promosi, insyaallah kami berikan saran untuk syaratnya," katanya.
Menurut Hendy tingkat produksi mereka sudah bagus dan luar biasa, karena sudah bisa mengirim produk sebanyak 25 keranjang dari anyaman bambu, setiap hari per orang.
Namun, tingginya permintaan barang barang tersebut, masih belum memberikan kesejahteraan yang cukup baik kepada pengrajin.
"Setelah dicari akar persoalannya, ternyata barang hasil produksi mereka diborong oleh para tengkulak. Mereka juga belum bisa melakukan kerja sama secara mandiri untuk memasarkan produknya," terangnya.
Sebab, mereka masih belum memiliki beberapa perijinan usaha, salah satunya, belum memiliki Nomor Induk Berusaha ( NIB) dan sebagainya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bela UMKM, Anggota Komisi XI Rizki Sadig Soroti Penghapusan Kredit Macet dan Sulitnya Akses KUR
- Perkuat Ekosistem Digital, Pemkot Surabaya Bersama Lazada Gelar Pelatihan UMKM
- Sambut Bulan Ramadan, YBM PLN UP3 Kediri Beri Bantuan 40 Mentog Super ke Kelompok Usaha di Blitar