Media harus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa membedakan informasi yang layak, sehingga tidak terpancing berita hoaks dan informasi yang memecah belah.
- Hakim PTUN Batalkan SK Menkumham RI Terkait Pengesahan AD/ART Partai Golkar Berita HOAX
- Kapolri Waspadai Hoax di Pilkada 2024
- Polres Jember Tetapkan 6 Orang Anak Berhadapan Dengan Hukum Dan Pastikan Isu Teror Darah Di Medsos Hoax
Hal itu dikatakan oleh anggota DPRD Jawa Timur Hadi Dediansyah saat workshop di Surabaya pada Sabtu (22/7).
"Harus ada bimbingan, pendampingan, mungkin melalui opini yang disajikan awak media," terang Cak Dedi.
Dia mengatakan, untuk memberikan pemahaman itu memang dibutuhkan andil dan peran media mainstream yang harus memberikan edukasi. Sehingga, media bisa memberi pemahaman kebenaran informasi atau berita kepada masyarakat yang masih awam
"Berita-berita yang sentimentil yang negatif harus ada binaan-binaan dari orang yang kompoten dalam hal ini pakar hukum elemen hukum harus memberikan pemahaman pelanggaran IT," katanya.
Dia mengatakan, dengan kesadaran masyarakat yang tinggi, maka informasi hoaks dan berita yang memecah belah bisa disaring, sehingga konflik sosial bisa dicegah. Politisi Partai Gerindra itu optimis sosialisasi akan bahaya pelanggaran IT akan berdampak positif ketika semua stakeholder dan semua komponen masyarakat dilakukan secara berkesinambungan.
Dia menyampaikan, dengan adanya sosialisasi bahaya dan sanksi pelanggaran IT, maka pihak yang ingin menyebar informasi negatif takut terkena pidana. Cak Dedi menilai sosialisasi tentunya bisa berkolaborasi dengan media agar menyebar ke publik.
"Memang harus ada sosialisasi dari stakeholder dan dari media dengan kolaborasi, " pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Hakim PTUN Batalkan SK Menkumham RI Terkait Pengesahan AD/ART Partai Golkar Berita HOAX