Peluang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menarik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi bagian dari koalisi dalam mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres tahun 2024 mendatang nampak sulit diwujudkan.
- Respon Cak Imin soal Rencana Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto: Kita Pasrah!
- Cak Imin: Kasus Penembakan PMI di Malaysia Harus Diusut Tuntas
- Cak Imin Minta Kapolri Usut Tuntas Kasus Penusukan 2 Santri Krapyak
Demikian analisa pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (14/7).
Jamiluddin menilai, PKB akan tetap bersama Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Alasannya, karena Prabowo sudah memberi kewenangan besar pada Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam menentukan siapa sosok calon wakil presiden pendamping Prabowo.
Namun demikian, Jamiluddin berpendapat, kondisi politik berbeda bila nantinya PDI Perjuangan menawarkan ke Cak Imin untuk menjadi Cawapres Ganjar Pranowo. Hal itu akan membuka peluang bergabungnya PKB ke dalam koalisi PDI Perjuangan.
"Hanya saja, kecil kemungkinan Megawati akan menawarkan posisi cawapres kepada Cak Imin. Sebab, kehadiran Cak Imin sebagai cawapres tidak akan mendongkrak suara Ganjar Pranowo," jelas Jamiluddin.
Apalagi, tambah Jamiluddin, PDIP sudah bertekad ingin memenangkan pemilihan umum secara hattrik atau untuk ketiga kalinya. Keinginan PDIP menang tiga kali itu sulit terwujud kalau cawapresnya Cak Imin," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Respon Cak Imin soal Rencana Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto: Kita Pasrah!
- Cak Imin: Kasus Penembakan PMI di Malaysia Harus Diusut Tuntas
- Cak Imin Minta Kapolri Usut Tuntas Kasus Penusukan 2 Santri Krapyak