Search: 

Kegiatan "Surabaya Membara" yang mengakibatkan tiga orang meninggal dan belasan orang luka-luka, bukan kegiatan Pemkot Surabaya. "Tidak ada permintaan pengamanan dan kesehatan dari Pemkot Surabaya. Dari kami tidak ikut terlibat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto kepada Kantor Berita , Sabtu (10/11). Meski demikian, lanjut dia, Pemkot Surabaya ikut membantu evakuasi para korban yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit dan melakukan pendataan para korban meninggal dan terluka agar bisa dihubungkan dengan pihak keluarga. Data sementara yang dihimpun atas kejadian tersebut yakni tiga orang meninggal, 12 orang dirawat ke RSUD Soewandhie, empat dirawat di RSUD Soetomo dan tiga orang dirawat ke RS PHC.[aji]

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy (Romy) menduga statemen Presiden Joko Widodo tentang politik Genderuwo itu ditujukan untuk lawan politik yang sering menebar ketakutan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Bahkan Romy menuding pola serangan tersebut mirip dengan kampanye Donald Trump saat Pilpres.

Drama kolosal "Surabaya Membara" digelar di viaduk Jalan Pahlawan, Jumat (9/11) malam yang memakan korban tiga orang meninggal dan belasan orang luka-luka, ternyata tak melibatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya apalagi melakukan koordinasi. "Kami tidak tahu. Saya sudah cek mulai camat, asisten, sekda tidak ada yang tahu. Saya juga tidak tahu, saya tahu setelah kejadian," kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pada Kantor Berita usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya, Surabaya, Sabtu (10/11). Menurut dia, kegiatan tersebut tidak ada surat pemberitahuan atau izin dari Pemkot Surabaya.

<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman", serif;"> Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak lebih memilih konsentrasi menuntaskan keterlibatan legislator Yos Sudarso dibandingkan pihak lainnya yang pernah jadi terperiksa seperti orang yang berperan membuat proposal.

<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman", serif;" /><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman", serif;"> Agar menarik serta menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap negara dan bangsa Indonesia, Museum WR Soepratman akan ditambah dengan beberapa koleksi seperti foto dan dilengkapi lagu ciptaan WR Soepratman lain yang isinya tentang cinta tanah air dan perjuangan.</span> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman", serif;" /> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman", serif;" /><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman", serif;">Nanti kita lengkapi terus,” kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pada kantor berita , sabtu (10/11)

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan tidak akan memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka atas insiden drama kolosal "Surabaya Membara" yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan, Surabaya pada Jumat (9/11). "Kita tidak ada itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu. Tidak bisa seperti itu. Ini sudah sudah saya sampaikan ke sekda (sekretaris daerah)," kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pada kantor berita usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya Surabaya, Sabtu (10/11). Hanya saja, lanjut dia, Pemkot Surabaya akan merawat tuntas semua korban "Surabaya Membara" yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Soewandhie. "Kami juga lihat uang kita tidak ada tunai. Ini pun untuk penghargaan Hari Pahlawan, kami urunan," pungkasnya.

Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji menyatakan semua pihak tidak perlu saling menyalahkan atas insiden drama kolosal "Surabaya Membara" yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan, Jumat (9/11) malam, hingga memakan korban tiga orang meninggal dan belasan orang luka-luka. "Kami sangat prihatin atas kejadian yang tidak di sengaja kemarin malam. Tentunya ini menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Armuji pada kantor berita , Sabtu (10/11). Menurut dia, dalam hal ini, baik Pemerintah Provinsi Jatim maupun Pemerintah Kota Surabaya tidak perlu saling menyalahkan karena kejadian itu tidak disengaja.