PANCASILA sedang diutak-utik lagi. Ada "badan" baru
didirikan. Isinya tokoh-tokoh yang akan menjelaskan dan
mereinterpretasi sila-sila Pancasila.
Buku-buku
telah banyak diterbitkan oleh tokoh-tokoh ilmuwan besar dan para
ideolog, lagi-lagi mengenai apa arti sila-sila itu, saya yakin, juga
bagaimana mengimplementasikannya.Seminar dan kongres-kongres
Pancasila sudah bertalu-talu diadakan dan sudah sampai pada kejenuhan
tentang apa arti dan interpretasi yang tepat tentang sila-sila
Pancasila dan musti diapain Pancasila itu.
Seharusnya jika memang niat politiknya desoehartonisasi perlu dilakukan (karena political fashion), maka Penataran P4 tidak seharusnya dihapuskan semena-mena, BP7 tidak ditutup semena-mena, tetapi substansi (kurikuler)-nya saja yang "disempurnakan". Nah, sekarang badan baru dibentuk lagi dengan anggaran besar.
Sekali lagi, Pancasila itu apa, apa arti silanya masing-masing, sudah pol dan jenuh.
Yang perlu diangkat sekarang adalah "mengapa Indonesia perlu punya Pancasila". Jawabnya singkat: "Karena kita bhinneka, kita pluralistik dan multikulturalistik, maka Pancasila diperlukan untuk mentransformasi kebhinekaan menjadi ketunggalikaan. Pancasila adalah "baju seragam" Indonesia.
Perlunya kita memiliki Pancasila dan berbudaya Pancasila harus melalui program kegiata pendidikan terstruktur.
Persatuan (rasa bersama) adalah inti ketahanan nasional kita, l'union fait la force. Dari itulah kita mampu bersama-sama menjaga Tanah Air, menjaga kemerdekaan dan kedaulatan kita (menjaga soverignty and territorial integrity) kita. Ingat kita sudah menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBP, Indonesia sendiri harus solid. Merdeka! [***Sri Edi Swasono
Gurubesar Ekonomi UI Sri Edi Swasono
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Misteri Mayat di Kali Cisedane
- Yenny Wahid dan Kualitas Politiknya
- Habis Pandemi Terbit "Kadrun" Varian Baru