Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia saat ini. Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo mengajak masyarakat memperbaiki pola makan, pola asuh anak serta sanitasi di lingkungan masing-masing.
- Gunung Semeru Kembali Keluarkan Awan Panas, Tiga Kecamatan Terdampak Hujan Abu Vulkanik
- 10 Hari Pertama Ramadan, Satpol PP Surabaya Segel Tempat Hiburan hingga Tertibkan Perang Sarung
- Ribuan Pelari Ikuti RUN HUB 2023 di Surabaya, Wali Kota Eri Dukung Jadi Event Tahunan
"Sebab anak stunting terganggu pertumbuhan fisiknya (kerdil) dan juga terganggu perkembangan otaknya. Maka dari itu perlu dimulai dari lingkungan rumah sendiri untuk mencegahnya. Caranya dengan membudayakan hidup sehat," kata Bambang Rubianto saat Konferensi Dinas di Pendopo Kecamatan Maron, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (28/1) siang.
Menurut Bambang, sebagian masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Anak yang mengalami stunting ini sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah dan kreativitas. Dia mudah sakit, kemampuan kognitif dibawah rata-rata kecerdasan anak seusianya.
"Makanya kenapa penting memperbaiki pola makan, sebab anak stunting ini mengalami kurang gizi kronis dalam waktu yang cukup lama. Dan masalah ini bisa dicegah sedini mungkin, yang penting pola asuh anak benar dan kebersihan sanitasi juga harus tetap dijaga," sebut Politisi Golkar ini.
Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Probolinggo ini mencontohkan, perlu gizi seimbang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
"Pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita juga berpengaruh. Makanya para ibu harus diedukasi tentang kesehatan gizi. Calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan," katanya.
Bambang menegaskan, masyarakat Maron harus ikut berpartisipasi mengurangi dampak dari stunting dalam rangka menyiapkan SDM yang unggul serta generasi yang Produktif untuk menyambut Bonus Demografi 2030 kelak.
"Apabila semua Komponen masyarakat berpartisipasi dalam upaya Kesehatan dengan memprioritaskan perilaku hidup bersih dan sehat yang dimulai dari diri kita sendiri yang pada akhirnya mendorong kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat dan berkembang menjadi sebuah gerakan yang masif yang kita kenal dengan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- RSUD Srengat Siap Jadi RS Rujukan Covid-19
- Evaluasi dan Pergantian Pj Kades di Sampang Tuai Polemik, Jarot Sabut Karena Cacat Formil
- Wali Kota Eri Ungkap Alasan Bentuk Koordinator KSH di Setiap Bidang