Cerita Gadis Asal Kediri Gigit Tangan Sendiri Hingga Membusuk

Wiji Fitriani (28), warga Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pasien sakit jiwa yang sempat viral di Medsos karena menggigit jari jemarinya hingga putus, Sabtu (20/4/2019) sore, mendapat kunjungan dari Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.


Menurut keterangan Dr Rindang Wariha Idana selaku Kepala Puskesmas Desa Ngadi, Wiji Fitriani tercatat sebagai penderita gangguan jiwa (ODGJ) sejak tahun 2005 lalu.

Semenjak menderita gangguan jiwa, pihaknya selalu rutin melakukan pendampingan pengobatan kepada yang bersangkutan. Termasuk membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Lawang Malang Jawa Timur sebanyak tiga kali.

"Kalau menyebutnya orang dengan gangguan jiwa, bahasa medisnya sefromenia sudah mulai tahun 2005. Kita sudah melakukan pengobatan rutin, termasuk dirujuk ke RSJ Lawang tiga kali 2011, 2014, 2017 awal," beber Dr Rindang pada Kantor Berita .

Selepas menjalani pengobatan jiwa, pada akhir tahun 2017 lalu Wiji Fitriani mulai melakukan kebiasaan menggigiti jari tanganya lalu digosok gosokan ke tanah, hingga mengalami infeksi.

"Waktu itu masih satu jari, karena lukanya sudah membusuk (gangren) harus mendapat penanganan dokter bedah. Jadi kita rujuk ke RSUD Pare. Dua hari disana disarankan untuk amputasi operasi memotong yang busuk. Yang busuk dipotong nanti yang tersisan bagus saja. Malamnya mau operasi,itu mbahnya nangis geger akhirnya minta dijemput, ditelphone menolak operasi puskesmas ditelphone dari rumah sakit akhirnya, jam 12 malam kita jemput disana," kata dia.

Selepas dari rumah sakit, karena tidak intensi mengkonsumsi obat secara maksimal lepas dari penanganan dokter spesialis, lukanya semakin merembat dan prilaku Wiji Fitriani masih tetap sama yakni suka menggigit jari dan menggosok gosokanya ke tanah.

Ia sebenarnya sudah berulangkali menyarankan agar yang bersangkutan secara khusus ditangani oleh dokter spesialis untuk segera dioperasi, namun terkendala ijin dari pihak keluarga. Meski demikian, setiap bulanya Wiji Fitriani selalu mengikuti program posyandu jiwa di Puskesmas.

Di samping itu, ragil dari empat bersaudara ini juga mendapatkan perawatan medis berupa pemberian suntik mau pun obat sehingga sekarang Wiji Fitriani sudah lancar diajak berkomunikasi.

Sehingga sekarang kalau diajak ngomong sudah bagus, cuman sekarang lukanya ini harus ketemu dokter spesialis. Cuman nggak mau operasi intinya seperti itu," tandasnya.

Dr Rindang kembali menegaskan, jika luka pembusukan pada jari tangan Wiji Fitriana dikarenakan infeksi.

Pembusukan luka tersebut tidak hanya dialami di bagian tangan dan jari melainkan juga merembet ke bagian kaki.

"Bukan dimakan ya mas, didigit. Kalau dimakan kan ditelan. Salah itu, digigiti. Sekarang tinggal dua. Yang kanan masih bagus," paparnya.

Diketahui selama masih kecil dan dewasa sekarang ini Wiji Fitriani tinggal bersama neneknya bernama Mbah Jira (73). Semenjak lahir Wiji sudah ditinggal ibunya Sarminiwati pergi merantau bekerja  ke Kalimantan, sementara ayahnya pergi ke Tulunganggung pasca bercerai.[ndik/aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news