Chakra-V, Silat Tradisional Madura Beradaptasi Dengan Zaman di Singapura

Chakra-V, silat tradisional asal Madura/Ist
Chakra-V, silat tradisional asal Madura/Ist

Perguruan silat Chakra-V, yang berdiri di Surabaya pada tahun 2007 merupakan perguruan yang mengajarkan silat tradisional Madura.


Chakra-V didirikan oleh almarhum Mohammad Amin, seorang keturunan langsung dari salah satu pendekar silat di Kampung Bijjenan, Desa Banyubesi, Tragah, Bangkalan.

Latihannya berpusat di kediaman Amin sendiri, di Jalan Sukodono IV, Ampel. Amin, sang pendiri, tidak hanya mengajarkan teknik silat, tapi juga membina mental, karakter, dan jati diri para muridnya.

Mohamed Hadinata Roslan, salah satu murid senior yang kini menjadi pelatih silat Chakra-V, menjelaskan bahwa perguruan ini menekankan pada keselarasan jiwa dan raga, semangat kebersamaan, dan penerapan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

Pria keturunan Bawean yang akrab disapa Hadi ini juga mengungkapkan, perguruan Chakra-V memadukan kehebatan silat tradisional Bangkalan, Madura dengan kebutuhan beladiri modern, menciptakan aplikasi beladiri yang praktis.

Pengaruh aliran silat Madura sangat kuat dalam teknik-teknik dasar Chakra-V. Jurus-jurus seperti, tepok cok-kecoan, todik Bijjenan, arek sekak, tengka keteran, dan akeket macanan merupakan warisan dari aliran silat  pendahulu.

Filosofi jurus dari perguruan silat berlambang cakar harimau ini tergambar jelas dalam senjata tradisional yang digunakan, yaitu celurit dan pisau kecil.

Celurit, senjata tradisional yang menyerupai "tanda tanya," melambangkan sikap kehati-hatian, mendorong untuk berpikir sebelum bertindak. Sedangkan senjata pisau memiliki arti tegas dan keberanian.

Setelah wafatnya sang pendiri pada tahun 2018, kegiatan perguruan Chakra-V di Surabaya terhenti. Namun, Hadi, yang lulus dari Chakra-V pada tahun 2015, meneruskan warisan gurunya di Singapura.

Meskipun Hadi mulai mengajarkan Chakra-V di Singapura setelah resmi menjadi pelatih sejak kelulusannya, cabang Singapura secara formal baru diresmikan pada tahun 2023.

Hadi, yang sudah lama tinggal di Singapura dan memiliki latar belakang bela diri lain, mendapat izin dari almarhum gurunya untuk memodifikasi kurikulum dan metode silat Chakra-V agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

"Setelah beberapa tahun ikut Mas Amin, saya diberi izin untuk mengembangkan sesuai pemahaman saya dan kebutuhan ajar mengajar," ujar Hadi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, melalui sambungan WA, Rabu (25/12).

"Misi Chakra-V di Surabaya berbeda dengan yang saya ajarkan. Karena saya diberi hak otonomi untuk mengembangkan, saya gabungkan dengan beladiri "Kali" asal Filipina. Cuma basiknya silat Chakra-V," imbuh Hadi, yang berprofesi sebagai terapis kesehatan.

Di Singapura, Chakra-V menarik minat banyak anak muda perantauan asal Indonesia. Selain dari kalangan remaja, Hadi juga juga membuka kelas tingkat kanak-kanak yang pesertanya adalah anak-anak dari para Pekerja Migran Indonesia.

Prestasi Chakra-V di Singapura cukup gemilang, dengan anggota yang meraih juara dalam ajang "Tarik Salempang," perlombaan silat yang diadaptasi dari budaya Kalimantan yang dijadikan pertandingan di Singapura.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news