RMOLBanten. Filipina di bawah pimpinan Duterte betul-betul garang. Mereka berani mengancam perang ke Cina, jika negeri Tirai Bambu itu mengganggu sumber daya alam di Laut Cina Selatan.
- BNPB Berikan Dana Tunggu bagi Warga dengan Rumah Terdampak Erupsi Semeru
- Acungkan Senjata Api, Terduga Teroris Ditembak Didalam Mabes Polri
- Heroik, Petugas DPKP Gresik Selamatkan Orang Terjebak Dalam Tandon Bawah Tanah
Garis merah Filipina adalah konstruksi Cina di Beting Scarborough atau upaya untuk mengusir kapal perang Filipina, BRP Sierra Madre, dari Kepulauan Spratly. Garis merah lain adalah bahwa selain Filipina, tidak ada pihaknya lain yang boleh mengambil sumber daya alam di wilayah itu.
"Tak satu pun negara bisa menyedot sumber daya alam di Laut Cina Selatan sendirian. Presiden (Duterte) sudah menegaskan hal itu. Siapa saja yang mengambil sumber daya alam di Laut Cina Selatan, maka Presiden akan menyatakan perang," tegasnya seperti dilansir Russia Today.
Tahun lalu, pulau itu menjadi tempat perhentian antara kapal-kapal Cina dan Filipina ketika armada Cina memblokir sebuah kapal Biro Perikanan dan Sumberdaya Perairan Filipina yang akan mendekati daerah tersebut.
Kegiatan Cina yang juga dipermasalahkan adalah pemasangan sistem persenjataan anti-misil di sebuah pulau buatan di perairan yang disengketakan itu. Kepada Filipina, pemerintah Cina meminta agar tidak ada lagi pendudukan di wilayah tak berpenduduk sesuai kesepakatan 2002.
Sejak terpilih menjadi presiden, Duterte memang bertekad tak terlalu tergantung kepada AS, sekutu tradisional negeri itu. Duterte malah mulai mencoba memperbaiki hubungan dengan Cina untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan dana pembangunan infrastruktur dari Negeri Tirai Bambu.
Namun, langkah ini banyak dikritik karena dianggap membuat Cina menjadi lebih berani mengklaim wilayah Laut Cina Selatan yang juga diinginkan oleh Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei.
Setelah diangkat menjadi menlu tahun lalu, Cayetano mengatakan, Filipina dan Cina telah membahas masalah-masalah teritorial ini, termasuk perilaku Cina yang dianggap tak bisa diterima. [RM]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kepala BMKG: Cuaca Ekstrem Berpotensi Besar Terjadi Selama Musim Peralihan, Tetap Waspada
- Cerita Korban Selamat APG Gunung Semeru, Darmuji: Saya Mendengar Suara Gemuruh Keras Seperti Pesawat, Kami Ketakutan
- Kutuk Keras Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, MUI Minta Tidak Dikaitkan Dengan Agama