Covid-19 Masih Tinggi, Pilwali Surabaya Untungkan Paslon Berduit

Jika pilkada serentak digelar di tengah pandemi khususnya wilayah yang masih banyak penyebaran Covid 19, maka proses pilkada dipastikan tidak akan mudah.


Demikian pandangan Pengamat politik Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (24/7).

"Bukan hanya prosesnya saja. Hasil pilkada juga kurang bagus. Di tengah pandemi yang ekonomi serba sulit, masyarakat cenderung memilih dengan money politik," kata Surokim.

Surokim menjelaskan, seperti Jawa Timur, khususnya Surabaya, jika kondisi penyebaran Covid 19 masih tinggi, pemilih tidak akan memilih paslon secara rasional. Pemilih yang dibawa tekanan ekonomi, akan memilih paslon yang mempunyai banyak dana. Tentu, lanjut Surokim, money politik adalah jalan yang dipilih pemilih. Sebab, pemilih dalam situasi yang butuh bantuan.

"Calon yang punya modal cekak, akan dirugikan. Pemilih rasional, akan menjadi pemilih emosional," kata Surokim.

Selain itu, kata Surokim, kampanye di massa pandemi, bisa jadi menguntungkan incumbent.

"Karena sumbangan atau bantuan untuk masyarakat terdampak, bisa saja dibikin seolah olah bantuan darinya," sambungnya.

Oleh sebab itu, jika menginginkan pilkada benar benar jurdil, maka ada baiknya pilkada diselenggarakan setelah masa pemulihan dari pandemi.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news