Sejumlah rumah warga di pesisir Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, diterjang banjir rob atau luapan air laut.
- Pasutri Curanmor Asal Probolinggo Ditangkap Polisi, Terlibat Aksi di Dua TKP
- Bupati Probolinggo Gus Haris Tanggapi Bijak Isu Pemanfaatan Sumber Air Ronggojalu oleh Kabupaten Lumajang
- Gelar Inagurasi Dealer Proshop Fuso 2025, PT Sun Star Motor Probolinggo Apresiasi Para Konsumen Setia
Banjir rob itu, di rasakan oleh warga sejak Rabu 26 Mei 2021. Bahkan, luapan air laut itu masuk ke pekarangan rumah warga setempat. Namun warga telah mengantisipasi hal tersebut sebelumnya.
Mohammad Tobing, warga setempat mengatakan, banjir rob tersebut sudah melanda desa setempat sejak puluhan tahun yang lalu. Hingga saat ini banjir itu masih terus melanda setiap tahunnya.
Bahkan, lanjut dia, banjir rob itu bisa berulang hingga dua sampai tiga kali dalam setahun. Namun, keadaan itu telah diketahui lebih dulu oleh warga setempat. Sehingga warga telah mengantisipasinya dengan mengevakuasi barang-barang berharga mereka.
“Kalau airnya masuk rumah, barang-barang berharga seperti tv sound system dan sebagainya dipindah ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terkena banjir rob," jelasnya, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (27/5).
Banjir rob kali ini, kata dia, tidak terlalu tinggi. Hanya sekitar 30 centimeter. Namun di beberapa tempat lain ada yang cukup dalam. Banjir rob itu biasanya terjadi menjelang tengah malam selama kurang lebih 2 jam. Kemudian air mulai surut kembali.
“Kadang airnya besar kadang juga kecil. Tergantung juga, banjir rob itu sudah menjadi makanan setiap tahun warga yang harus dihadapi dengan lapang dada. Mau tidak mau harus dihadapi,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Syamsul Arifin, katanya, banjir rob itu sudah tak asing di telinga warga setempat. Bahkan, setiap banjir datang, banyak anak-anak yang justru asyik bermain luapan air laut itu. Bahkan mereka sudah tak grusa-grusu dan panik atas adanya banjir itu.
“Seperti sudah bisa begitu. Karena sudah puluhan tahun banjir rob itu melanda desa kami. Mingkin desa-desa lain di pesisir pantai juga mengalami hal serupa,” tutupnya.
Sementara itu, Petugas BPBD Kabupaten Probolinggo, Silvia mengungkapkan, pada saat gerhana bulan total terjadi, biasanya mempengaruhi ketinggian pasang surut air laut, dimana posisi bulan, bumi dan matahari dalam kondisi sejajar. Akibatnya terjadi gaya tarik gravitasi terhadap air laut yang membuat ketinggiannya naik dibanding biasanya.
“Adanya kenaikan air laut ini patut diwaspadai. Karena yang sudah-sudah banjir rob bisa terjadi di wilayah pemukiman warga yang tinggal di daerah pesisir, seperti di kecamatan Paiton dan Kraksaan,” jelasnya.
Disebutkannya pula, berdasarkan data dari BMKG bahwa ketinggian banjir rob bisa mencapai antara 10 – 20 centimeter dan diprediksi akan terjadi mulai tanggal 25 – 29 Mei mendatang.
“Dimulai jam 10 pagi sampai jam 12 siang,” sebutnya.
Oleh karena itu, Silvi menyampaikan kepada masyarakat utamanya warga yang tinggal di pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaannya. Terlebih air rob bersifat licin dan korosif terhadap barang-barang jenis logam termasuk di dalamnya yakni kendaraan bermotor.
“Kami mengimbau kepada masyarakat pesisir agar waspada dengan datangnya banjir rob. Dan kepada nelayan agar terlebih dahulu menunda kegiatan melautnya, karena kondisi gelombang dan kecepatan angin yang tak menentu di periode tersebut,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasutri Curanmor Asal Probolinggo Ditangkap Polisi, Terlibat Aksi di Dua TKP
- Bupati Probolinggo Gus Haris Tanggapi Bijak Isu Pemanfaatan Sumber Air Ronggojalu oleh Kabupaten Lumajang
- Gelar Inagurasi Dealer Proshop Fuso 2025, PT Sun Star Motor Probolinggo Apresiasi Para Konsumen Setia