Di tengah turbulensi ekonomi global akibat virus Corona, ketahanan ekonomi mikro diyakini bisa menangkal goncangan perekonomian.
- Dukung IIMS 2023, Pemerintah Apresiasi Industri Otomotif Pamerkan Kendaraan Listrik
- GINSI: Kepatuhan Importir Pada Pelaksanaan Sistem SiMoDIS Sangat Tinggi
- Bjb Perjalanan Religi 2024, Apresiasi Istimewa bagi ASN Setia bank bjb
Untuk itu, Pemkot Surabaya harus lebih giat menggalakkan ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
“Kondisi virus corona ini, kita harus mengandalkan produk-produk dalam negeri, dengan gencar melakukan pengembangan ekonomi kreatif.” kata anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Jhon Thamrun, Rabu (4/2).
Ia menjelaskan, jika ekonomi kreatif di Surabaya berkembang pesat maka ketahanan ekonomi kerakyatan berjalan kondusif, efeknya maka sektor pariwisata akan naik. Dan jika kedua sektor ini meningkat, tentunya akan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kota Surabaya.
Jhon Thamrun menambahkan, selama ini Pemkot Surabaya belum menyentuh sektor ekonomi mikro dan kreatif, seperti pengembangan ekonomi di kampung-kampung, meskipun ada tapi baru 10 persennya saja.
Di sisi lain, pengembangan ekonomi yang dilakukan Pemkot Surabaya lebih kepada ekonomi makro dan pebisnis-pebisnis besar saja.
“UMKM di Surabaya ini harus lebih digenjot lagi, dengan melibatkan warga di kampung-kampung agar menjadi sebuah kekuatan ekonomi kerakyatan. Ini yang belum dilakukan oleh Pemkot Surabaya," tegas politisi PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut.
Lebih lanjut Jhon Thamrun mengatakan, dalam kondisi virus Corona agar roda perekonomian di Surabaya tetap kondusif, maka solusinya adalah pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan.
Lihat saja, kata Jhon Thamrun, baru saja pemerintah mengumumkan dua WNI positif Corona, saham di lantai bursa menjelang penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan langsung anjlok. Ini indikator jika ekonomi makro tidak tahan dalam setiap isu-isu sensitif yang terjadi didalam negeri.
“Sementara ekonomi mikro saat ini tetap kondusif, mirip era 1997 dimana krisis ekonomi merontokkan pengusaha-pengusaha besar, sementara usaha kecil dan menengah tetap berjaya,” tuturnya.
Dirinya kembali memberikan solusi kepada Pemkot Surabaya, agar pengembangan ekonomi kerakyatan harus ditingkatkan lagi sebagai dasar pondasi ketahanan perekonomian di Kota terbesar kedua di Indonesia ini.
Jhony Thamrun kembali menambahkan, Surabaya ini adalah kota pahlawan yang seharusnya ketika wisatawan berkunjung ke Surabaya, tidak hanya ditunjukkan tugu pahlawan saja, ada tetenger Mayangkara itu sebelumnya kita harus tahu dimana markas Mayangkara.
Kemudian banyak lagi destinasi objek kepahlawanan seperti, rumah HOS Tjokroaminoto, rumah Bung Karno, sekolahnya Bung Karno, dan banyak tokoh nasional yang sumber nya berasal dari Surabaya.
Destinasi wisata kepahlawanan, terang Jhon Thamrun, dibutuhkan kreatifitas warga yang ada di kampung-kampung, dan karena Surabaya dikenal juga sebagai kota kuliner, maka pengembangan ekonomi warga harus lebih ditingkatkan lagi. Tidak sekedar ada kampung lontong, tapi harus diciptakan kampung-kampung lainnya yang lebih kreatif.
“Dan ini butuh sentuhan intensif dari Pemkot Surabaya," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Misi Dagang dan Investasi Jatim-Bengkulu Catatkan Transaksi Rp 192.695.000.000 Miliar, Gubernur Khofifah: Optimis Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Bagi Kedua Daerah
- Dukung Penyaluran KUR, BCA Jalin Kerja Sama dengan BPR KPS
- TPK Sorong Resmi Beroperasi Non Stop