Diperkirakan masa panen kedua musim tanam tahun 2024 ini akan mengalami kemerosotan hasil. Setelah menyusul belasan Hektar tanaman padi di wilayah Ngawi bagian tengah tepatnya di Kecamatan Pason mati alias layu pada usia 14 hari pasca tanam.
- KPU Surabaya Luncurkan Si Mbois, Jingle, dan Mars Pilwali Surabaya
- Hadiri Haul Akbar Al Fitrah Kedinding, Gubernur Khofifah: Bangkitkan Lagi Ruh Kejuangan Spiritual yang Dibangun Kyai Achmad Asrori Al Ishaqi
- Dusun Dawe Masuk Nominasi 10 Desa Terbaik Proklim 2021
Anehnya peyebab matinya tanaman padi tersebut tanpa diketahui jelas apa penyebabnya.
"Penyebab matinya tanaman padi musim ini bukan karena virus atah salah musim melainkan kearifan lokal sudah di tinggalkan oleh petani itu sendiri," terang seorang paranormal dikutip Kantor Berita RMOLJatim yang tidak mau di sebut namanya, Jum'at (17/5).
Yang dimaksudkan kearifan lokal yang ditinggalkan sesuai hasil penerawangan si paranormal tidak lepas dari adat tradisi yang sudah ditinggalkan beberapa dekade terakhir.
Tradisi yang di tinggalkan antara lain, metil sebelum panen dan bancaan susuk wangan atau membersihkan saluran irigasi.
"Semoga solusinya ada untuk mencegah meluasnya pageblug ini. Bukan kita syiriq ya bencana yang dialami petani ini kemungkinan akibat ngamuknya Danyang atau Danyang yang baurekso tanah tersebut. Saran saya ada bancaan lah, kalau bisa dihadiri pemangku daerah tertinggi di Ngawi beliau ya Mas Bupati dengan mengundang jurnalisnya RMOL," pungkas paranormal.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pjs Bupati Kediri Hadiri Pencanangan Percepatan Tanaman Padi
- Belasan Hektar Tanaman Padi di Ngawi Tengah Terpaksa Tanam Ulang