Debat Calon Presiden (Capres) Minggu (7/1) diprediksi menjadi panggung sial bagi Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto, terkait tema debat sesuai posisi Prabowo sebagai menteri pertahanan.
- Terinspirasi Debat Terakhir, Gerbang Amin Luncurkan Karya Digital Raja-raja Nusantara
- Apresiasi Debat Capres Terakhir, TKD Jatim: Gagasan Prabowo Konkret Dan Rasional
- Debat Kelima Pilpres 2024 Seperti Musyawarah Capres
Pengamat politik dari Motion Cipta Matrix, Wildan Hakim, mengatakan, meski menjabat sebagai Menhan, Prabowo belum tentu diuntungkan dalam debat lanjutan.
"Anies dan Ganjar berpeluang besar mengajukan pertanyaan kritis yang berpotensi merepotkan Prabowo untuk memberikan jawaban argumentatif," kata Wildan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/1).
Dia juga menilai, debat Capres akhir pekan ini bisa jadi panggung spesial bagi Prabowo, tapi bisa juga jadi panggung sial baginya.
"Dengan posisinya sebagai Menhan, Prabowo diasumsikan punya kemampuan verbal lebih baik dalam mengurai isu pertahanan dan keamanan. Debat kali ini harus dipersiapkan serius, jika Prabowo ingin tampil bagus," tutur Wildan.
Dosen ilmu komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia itu juga berpendapat, tantangan terberat Prabowo pada debat kali ini bukan pada data, tapi kemampuan menyajikan data dalam rangkaian kata yang memikat pemirsa.
"Jangan lupa, Anies dan Ganjar juga memiliki data soal data pertahanan dan keamanan. Kedua Capres itu terbukti memiliki kemampuan artikulasi di atas rata-rata. Itulah kondisi nyata yang harus dihadapi Prabowo di panggung debat mendatang," jelasnya.
Dari sisi usia, Prabowo paling senior. Di usia ke-72 tahun, dengan kondisi fisik yang tak sebugar kedua Capres lainnya, Prabowo butuh persiapan lebih baik dari sisi fisik dan mental.
"Kalau penampilannya masih sama seperti debat pertama, berarti tidak ada perbaikan dari figur Prabowo. Tanpa ada perbaikan dan perubahan, kita bisa tebak siapa pemenang debatnya," tegas Wildan.
Wildan mengakui, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bukan rival yang mudah diimbangi di ajang debat. Rekam jejak keduanya, sama-sama aktivis kampus.
"Yang namanya aktivis, debat menjadi santapan rutin. Sementara Prabowo berlatar belakang militer yang lazimnya jarang berdebat, karena lebih banyak menjalankan perintah atasan," katanya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang