Hadirnya media sosial maupun Youtube banyak dimanfaatkan orang untuk menyalurkan ekspresi atau sekedar mencari popilaritas. Tak terkecuali oleh politisi, mereka juga membuat Channel Youtube, karena dinilai efektif berkomuikasi dengan publik.
- Simbiosis Mutualisme Golkar dan Ridwan Kamil
- Janji Said Abdullah ke Megawati, Menangkan Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim
- Safari ke PKB, Pertanda PKS Siap Songsong Pilpres 2024
Ketua Peneliti Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Kabupaten Karawang, Gustiawan mengatakan, tak dipungkiri aktifnya politisi dan pejabat publik di media sosial membuat popularitas mereka naik. Pasalnya, publik sekarang sudah bergeser dari media konvensional ke ruang media yang mudah diakses dimana saja.
"Jadi hal ini di baca betul oleh politisi yang mungkin disarankan oleh konsultan politik bahwa memang sekarang media sosial ampuh," kata Gusti, dilansir dari Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (21/12).
Menurut Gusti, para politisi itu aktif di berbagai ruang untuk meningkatkan popularitas. Harapan akhirnya yang diinginkan adalah berefek terhadap elektabilitasnya.
Kendati demikian, hal itu tentunya sah saja untuk mereka mengenalkan diri. Atau bisa jadi memamerkan program dan apa yang dikerjakannya kepada publik.
"Tinggal konten yang dibuat politisi tersebut konten seperti apa, jangan sampai mereka membuat konten cenderung eksploitatif baik kemiskinan atau tingkat pendidikan dan sebagainya," bebernya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Google Kembali PHK Massal, 100 Karyawan YouTube Dipecat
- Kreator Konten YouTube Meninggal saat Pertunjukan Kuda Kepang
- Ikuti Langkah Meta, Tiktok dan YouTube Daftarkan Lisensi Ecommerce di Indonesia