Kondisi Ukraina harus segera dipulihkan dengan membuka dialog untuk menghentikan provokasi yang membuat Rusia melancarkan serangan militer di sejumlah titik lokasi.
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Rusia Berpeluang Dirikan Kampus Nuklir di Indonesia
"Provokasi harus dihentikan dan cari jalan tengah," ujar Sekretaris Hubungan Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah Emaridian Ulza dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (26/2).
Dikatakan Ulza, karakter orang Rusia tidak akan melakukan satu langkah jika tidak diawali dengan adanya provokasi.
"Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di Rusia, saya tahu betul karakter orang-orang rusia terutama etnik Rusia, mereka tidak akan memulai tanpa ada provokasi," katanya.
"Saya meyakini yang membuat ini menjadi besar adalah karena adanya provokasi-provokasi, kita harus menenangkan dulu cari jalan tengah, Rusia tidak bisa memaksakan kehendak begitu juga Ukraina," sambungnya.
Pada posisi mencari jalan tengah itu, dia berharap Indonesia dalam hal ini Presiden Joko Widodo dapat berperan sebagai mediator.
Pasalnya, Indonesia saat ini memiliki posisi strategis sebagai Presidensi G20. Pun juga Presiden Jokowi yang juga memiliki kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Presiden Jokowi bisa menjadi penengah apalagi akan menjadi tuan rumah G20 dan juga kedekatan beliau dengan Putin," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ukraina Bikin Perangko Bergambar Presiden Prabowo Subianto
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel