Demam Berdarah di kabupaten Probolinggo Meningkat, Dinkes Gerak Cepat 

Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo saat melakukan Fooging. /RMOL Jatim    
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo saat melakukan Fooging. /RMOL Jatim   

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo kembali menggelar aksi fogging untuk mengendalikan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus meningkat. 


Kegiatan fogging ini dilakukan di Desa Tlogosari dan Tlogoargo, Kecamatan Tiris, Sabtu (4/1), sebagai bagian dari siklus kedua penanganan wabah.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo, melalui Penanggung Jawab Program DBD, Sulistiani Trisnoharini, menyatakan bahwa langkah ini diambil menyusul adanya lonjakan kasus DBD, termasuk satu kasus kematian di wilayah Kecamatan Tiris beberapa hari lalu.

“Fogging di Kecamatan Tiris adalah bagian dari siklus kedua. Pelaksanaannya dilakukan dengan jeda satu minggu dari siklus pertama, sesuai prosedur penanganan DBD,” ujar Sulistiani, seperti dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Senin (6/01).

Sulistiani, yang akrab disapa Yeni, mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah kasus DBD di Kecamatan Tiris. 

Bahkan, wilayah dataran tinggi seperti Tiris dan Krucil kini turut terdampak, mengindikasikan adaptasi nyamuk Aedes aegypti terhadap lingkungan baru.

“Nyamuk ini sekarang ditemukan di daerah dataran tinggi, meskipun sebelumnya hanya banyak ditemukan di dataran rendah. Kami bahkan mencatat kasus kematian akibat DBD di Kecamatan Lumbang beberapa waktu lalu,” jelas Yeni.

Ia juga menyebutkan bahwa nyamuk-nyamuk tersebut tampaknya semakin sehat dan mampu berkembang biak lebih baik di lingkungan dataran tinggi. 

“Fenomena ini menjadi tantangan besar bagi upaya pencegahan dan pengendalian DBD,” tambahnya.

Selain fogging, Dinkes Kabupaten Probolinggo juga menggalakkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. 

Program ini mencakup menguras tempat penampungan air, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 

Upaya ini dilengkapi dengan langkah tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menggunakan kelambu saat tidur.

“Kami juga mendapati banyak jentik nyamuk berkembang biak di kebun-kebun, terutama pada pelepah pisang dan batok kelapa yang menampung air hujan. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sangat penting,” terang Yeni.

Kegiatan fogging di Kecamatan Tiris melibatkan berbagai pihak, termasuk Babinsa, Puskesmas Tiris, tenaga kesehatan, dan kader kesehatan. 

Tim fogging yang terdiri dari empat petugas Dinkes bekerja secara terpadu untuk memerangi wabah ini.

“Kami bergerak bersama untuk memastikan tidak ada lagi korban jiwa akibat DBD. Tahun 2025 ini, kami berharap masyarakat lebih waspada dan mendukung upaya pengendalian dengan menjaga kebersihan lingkungan,” tegas Yeni.

Dengan berbagai langkah yang terus dilakukan, Dinkes Kabupaten Probolinggo berharap wabah DBD di wilayah ini dapat segera terkendali, memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat setempat.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news