. Medi Bastoni (43), pria asal Desa Dono Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungangg Jawa Timur, nekat menempuh perjalanan jauh berangkat ke Jakarta, dengan berjalan kaki mundur.
- Soal Restoran Berfasilitas Klub Malam Tak Kantongi Izin, Ini Respon Pj Wali Kota Malang
- Cegah Kasus Trafficking hingga Prostitusi, Pemkot Surabaya Libatkan Partisipasi Publik Melalui Forum Puspa Srikandi
- Mario Aji Finish P14 di Moto3 GP Mandalika, Gubernur Khofifah: Kami Bangga, Selamat atas Dua Poin Pertama
Medi Bastoni menceritakan, start awal keberangkatanya dimulai dari Pendopo Kabupaten Tulunganggung, lalu berjalan mundur menyusuri sepanjang jalur Provinsi hingga malam sampai di Kediri.
Selain ikut upacara bendera di Istana Merdeka, ia juga berharap Presiden Jokowi nantinya bersedia untuk menemuinya. Jika diijinkan bertemu, Medi Bastoni sangat berharap ingin diberikan sebuah bibit tanaman oleh Presidan. Jika nanti diberikan, ia memiliki rencana tanaman tersebut akan ditanam di Lereng kaki Gunung Wilis sebegai simbol kepedulian sekaligus edukasi pentingnya merawat dan menjaga kelestarian hutan
"Tujuanya kita ikut serta dalam upacara bendera, memperingati 17 Agustus. Misalkan nanti bisa tembus ke Jakarta, ya kita usahakan bisa tembus ikut upacara disana. Kalau tidak bisa kita cari tempat terdekat lebih dulu, kalau bisa di Semarang atau di Kebumen atau dimana. Setelah itu dilanjut ke Istana," harapnya Jum,at (19/07) malam.
Agar tidak menabrakan sesuatu ketika berjalan mundur, Medi Bastoni sengaja melengkapi dirinya, dengan kaca spion yang ditempatkan di depan wajahnya sambil membawa lampu penerang lalu lintas. Saat berjalan mundur, Medi hanya memakai sepasang sandal dan membawa tas ransel berisi kelengkapan pakaian.
Ia mengungkapkan alasanya. Kenapa harus berjalan mundur, dikarenakan ia menginginkan semua warga negara indonesia untuk sejenak menengok kebelakang mengingat dan menghargai jasa perjuangan para pahlawan
"Kita ambil filosofi, kita melihat sejenak ke belakang mengingat jasa para Pahlawan yang telah memperjuangkan negara Indonesia sekian majunya ini, dan mengapresiasi Pemerintahan Jokowi," terangnya.
Dalam kesempatan wawancara tersebut, Medi mengaku sebelumnya dirinya pernah berulang kali melakukan jalan mundur dengan rute dan daerah yang berbeda.
"Di Tulunganggung yang rute pendek pendek sering kali, kemarin dari Desa Dono ke puncak Wilis pada tahun 2018," katanya.
Selain itu, pada tahun 2016 lalu ia juga pernah melakukan hal yang sama, berjalan mundur tujuanya ke Kalimantan. Meski usianya sudah tidak muda lagi, Medi merasa kondisi fisiknya masih tetap prima dan masih mampu untuk menempuh perjalana jauh.
Meski apa yang yang dilakukanya ini mengandung resiko berbahaya bagi keselamatan, namun apa yang menjadi kebiasaan dan tujuanya tersebut malah selalu mendapat suport dukungan dari pihak keluarga.Sebelum berangkat menempuh perjalanan, ia sempat menerima bantuan dari para sahabatnya yang ada di desa. Bantuan itu diberikan sebagai wujud motivasi dukungan secara penuh terhadap upaya yang sudah dilakukan dirinya saat ini.
Selama pengalamanya, menempuh perjalanan jauh berjalan kaki dengan acara mundur kendala yang dihadapi dan tidak bisa dihindari adalah faktor cuaca. Disela sela perjalanan, jika merasa capek Medi memilih tempat untuk beristirahat seperti di Masjid, kantor Polisi mau pun pos kamling. Guna memenuhi asupan kebutuhan makanan, ia biasa membeli di warung pinggir jalan.
"Kalau perjalanan jauh, saya bisa istirahat tidur di Masjid, kantor Polisi atau di Pos kamling," terang pria yang sehari harinya memiliki usaha tambal ban tersebut.
Selepas dari Kediri ia kembali melanjutkan perjalananya menuju Nganjuk, Ngawi kemudian lewat jalur Pantura. Ia mengestimasi perjalanan menuju ke Ibu Kota nantinya memerlukan waktu kurang lebih 40 hari. Tetapi ia akan berusaha secepatnya agar sampai ke Jakrata dalam rentang waktu satu bulan
"Sekitar 40 hari, kalau bisa ya diusahakan satu bulan. Kalau ini masih tahap penyensusian mas, masih agak capek pegel dan sering istirahat. Tapi kalau sudah tiga hari sudah terkontrol." Papar pria yang memiliki jiwa Pencita alam ini. [ndik/mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Imbau Warga Surabaya Waspadai Penipuan Modus Telepon Kecelakaan
- Gerak Cepat Gubernur Khofifah Atasi Korban Erupsi Semeru
- Ikut Meriahkan Piala Dunia U-17, Warga Surabaya Hias Kampung Bertemakan Sepak Bola